Tahun 2018 kemarin jadi salah satu tahun yang meninggalkan momen berkesan. Untuk pertama kalinya saya traveling dengan anak tanpa ayahnya keluar Sulawesi Selatan. Rasanya dumba-dumba juga hahahha bagaimana nanti kalau dia rewel, bagaimana nanti kalau begini atau begitu.
Traveling ini sekalgus juga pengalaman pertama Ridwan, anak saya yang berusia 4 tahun, naik pesawat dan kereta api. Dia excited sekali hahahha saat boarding senyum lebar terus menghiasi wajahnya. Saya menahan diri untuk tidak ngakak liat ekspresinya yang tegang sekali saat pesawat mulai mengudara. Tapi akhirnya kelepasan juga saat dia bilang “Bunda, pesawatnya melorot ki” maaf ya nak x))
Membawa anak traveling bukanlah pengalaman baru bagi saya, sejak bayi Ridwan sudah kami ajak jalan ke mana-mana tapi cakupannya masih di dalam wilayah Sulawesi Selatan. Kami pernah mengajaknya roadtrip Makassar – Bulukumba – Bone – Palopo – Soroako – Makassar, saat usianya 9 bulan. Kami juga pernah menjajal naik motor dari Palopo – Bone – Makassar, usianya 3 tahunan saat itu dan dia enjoy aja menikmati sepanjang perjalanan. Memang perjalanan jadi melambat karena memperhatikan kenyamanannya, selalu menekankan kalau Ridwan lapar, capek atau mau pipis bilang yaaa.
Berjalan jauhlah selagi masih muda, ya meskipun sudah berumur dan masih mau jalan gapapa juga sih. Hanya saja soal stamina pun mempengaruhi, apalagi kalau sambil bawa anak hehehhe. Berasa banget bedanya saat traveling bareng Anbhar dan teman-teman, dibanding saat membawa anak bersama kami.
Faktor kemanan dan kenyamanan memang menjadi perhatian utama saat traveling bersama balita. Sejak awal sebelum bepergian saya selalu sounding kalau nanti di sana akan begini, tidak bisa begitu, adanya yang ini tidak ada itu. Sedikit berbagi tips dari saya saat membawa balita bepergian.
Pastikan Anak dalam Kondisi Sehat
Ini yang paling utama. Pastikan anak dalam kondisi fit sebelum memulai perjalanan. Bawa obat-obatan misalnya obat sakit perut, penurun panas, vitamin, minyak angin dan semacamnya juga untuk berjaga-jaga. Saya juga biasanya bawa sari kurma, satu sendok dimasukkan di susu ataupun teh yang dikonsumsi Ridwan. Bagus untuk menjaga daya tahan tubuh biar ga gampang drop.
Memilih Moda Transportasi
Beragam moda transportasi bisa dipilih saat traveling bersama anak, mulai dari motor, mobil, kereta api, bus, travel, angkutan umum, pesawat, sampai kapal laut. Sila dipilih sesuai kebutuhan, kondisi dan budget yang tersedia.
Saat roadtrip Sulsel, kami menggunakan mobil pribadi. Jadinya perjalanan lebih nyaman karena bisa mampir sekehedak hati kalau ingin istrahat, makan atau ke toilet. Saat Jogja trip kemarin, kami berpindah dari Jogja ke Malang dengan menyewa mobil sekaligus drivernya. Pertimbangan pertama, di antara kami berempat ga ada yang bisa nyetir, ga tau medannya dan lebih nyaman buat anak-anak. Dipilih berangkat pk 10 malam biar anak-anak pada tidur di jalan.
Bus juga pilihan yang nyaman, seringkali kami gunakan pulang ke Palopo di saat libur lebaran. Perjalanan 8 jam jadi lebih nyaman karena kursi bisa diatur dan disetel.
Di Sulawesi Selatan banyak sekali pilihan bus yang berangkat ke berbagai daerah, seperti biasa saya lebih suka pilih berangkat malam biar Ridwan tidur di perjalanan. Booking tiketnya bisa di perwakilannya, atau langsung ke terminal. Beberapa bus sudah bisa booking via Traveloka juga. Untuk di daerah Jawa, ada bus Xtrans yang melintasi beberapa rute, bisa dibooking di sini untuk mempermudah mengatur jadwal perjalanan.
Untuk penerbangan, usahakan pilih dengan jadwal yang santai. Ini kami terapkan saat liburan bareng di bulan September 2018 kemarin. Selain Ridwan ada Kirana juga anaknya Ayi. Penerbangan yang dipilih bukan yang pagi banget atau malam banget, direct flight tanpa perlu transit. Berangkat dari Makassar di siang hari dan tiba di Jogja sore sekitar jam 4. Pulangnya pun dipilih penerbangan sore, berangkat dari Surabaya sore dan tiba di Makassar sekitar jam 7 malam.
Outfit yang Nyaman
Dalam versi saya dan Ridwan, pakaian nyaman ya baju kaos dan celana panjang/pendek. Tergantung tujuan juga, kalau daerahnya dingin seperti waktu ke Malino atau Malang, tentu saya lengkapi dengan jaket atau sweater. Tetap bawa sepatu, sandal dan dua atau tiga pasang kaos kaki.
Meminimalkan Barang Bawaan
Sebiasa mungkin saya membawa sesedikit barang, karena rempong juga cyin tenteng ini itu sambil gandeng anak. Jika traveling bersama Anbhar, biasanya kami hanya membawa masing-masing satu ransel. Pas sama Ridwan, saya akhirnya bawa koper hahahhaha satu koper sedang untuk kami berdua. Lalu satu ransel buat saya berisi air minum, sepasang baju ganti buat Ridwan, cemilan, charger, dompet, dan perintilan lainnya. Satu ransel kecil juga dibawa Ridwan yang berisikan mainannya, biskuit dan sekotak susu cair.
Mainan ini penting dibawa ke mana-mana. Setiap kali sebelum bepergian, saya selalu minta Ridwan untuk memilih sendiri mainan mana yang akan dibawa, ga boleh banyak-banyak juga cukup 2 atau 3 saja. Kalau anaknya suka baca atau menggambar, bisa dibekali juga di tasnya. Intinya adalah barang favorit anak untuk mengurangi kebosanan di perjalanan.
Perlu bawa Stroller atau Tidak?
Dulu saya sempat kepikiran akan sewa stroller kalau traveling ke Malang, eh pas ke sana beneran ternyata ga butuh ga kepikiran juga mau sewa hehehhe Saya takjub sendiri, Ridwan jalan kaki jauh tanpa mengeluh mungkin saking excitednya kali ya. Dia mau loh naik turun Coban Talun, saya saja sudah ketar ketir soalnya jalurnya lumayan ekstrim jurang di kanan tebing di kiri. Mesti ekstra hati-hati mengawasinya. Dia juga mau jalan kaki menjelajah Jatim Park 2 yang luasnya berhektar-hektar, mulai jam 11 siang sampai menjelang maghrib.
Tentu saja kebutuhan stroller ini tergantung kondisi masing-masing anak dan keluarga ya. Jikapun harus bawa stroller, pilihlah yang praktis.
Traveling bersama anak kadangkala tidak bisa diprediksi, selain menjaga mood sendiri, kita juga harus menjaga mood mereka yang kadang tak tertebak. Dalam satu jam ke depan, bisa jadi mereka menangis, tertawa atau bahkan marah. Kayak Ridwan, ga kebagian stroberi saat ke Rabbit Field bikin dia nangis kejer di mobil hahahaha pusing mamaknya.
Saat traveling, anak-anak akan belajar beradaptasi dengan situasi yang tidak biasa mereka hadapi, juga keluar dari zona nyaman. Tidak perlu jauh-jauh kok, di dalam kota Makassar juga bisa. Atau di sekitaran Makassar juga bisa, sudah banyak destinasi wisata yang ramah untuk anak. Pun ga usah terlalu sering, yang terpenting adalah kualitas bukan kuantitasnya.
Selamat jalan-jalan bersama anak yaaa 🙂
Makasih tipsnya mbak, saya paling sering traveling dengan anak saya.
Sama-sama terima kasih sudah mampir di blog ini 🙂
tips ta kak, sama kayak kalau saya pergi sendiri terutama kondisi dalam keadaan fit dan juga meminimalkan barang bawaan.
Icha suka solo traveling? Saya bukan tipe solo traveler, nda berani kaa hahahaha minimal pergi berdua, paling banyak berlima untuk trip jauh 😀
Ridwan anaknya senang travelling yah kak. Kuat jelajahi jatim park 2 dengan jalan. Oh ya kak, kalau misalkan anak tiba-tiba sakit diperjalanan itu mengatasinya bagaimana yah? Biasanya orang tua kalau anak tiba-tiba sakit udah panik duluan. Apalagi kalau pergi ke alam terbuka gitu suka dikait-kaitkan sama hal mistis hehe
Sebenarnya kesukaan anak tergantung dengan keluarganya, bunda dan ayahnya suka jadinya Ridwan juga suka. Belumpi juga dia Tau kalau itu perjalanan, taunya hanya bermain hehehhe semua tempat dia anggap area permainan. Waktu di Coban Talun,dia bermain jejak ala Dora 😀
Alhamdulillah sejauh ini Ridwan sehat di perjalanan, makanya penting untuk pastikan anak fit sebelum berangkat. Trus jangan terlalu diforsir itinerarynya buat lebih longgar, beda traveling dengan orang dewasa Dan bersama anak
kakak toh.. biasa malas ka ke blog ta karena begini efeknya. jadi pengen punya anak dan melakukan banyak hal bersama anak. hiks.
btw, kapan kita ngetrip bareng lagi?
Hiks kalau itu masalahnya sa nda bisa Kasi tips apa-apa 😀
Ayomi Kita jalan-jalan ke Lombok tahun ini yukz
Alhamdulillah ada tambahan referensi lagi untuk travelling jika bersama balita, karena kekhawatiran pertama seorang ibu kalau lagi travelling itu pasti mikir anaknya
Iye betul, tapi Gadis mAh sudah biasa kayanya, anak bayi dibawa ke Korea
makasih ulasannya kak nanie bermanfaat sekali, semoga nanti klo udah punya baby bisa ku terapkan tips tippssss nyaaa 😀
lawan mi itu, masih 3 tahun sudah diajak naik motor sampai Bone hahaha
bisa jadi traveler kalau besar ini, atau paling tidak cari kerja yang mengharuskan jalan2 terus, keluar masuk hutan, masuk ke pedalaman..
biar bundanya yang stress
hahaha
Saya ndak sabar nenunggu saat saya dan balita ku jalan2, untuk saat ini menunggu mereka cukup umur dulu hehehe
Mereka? Dua mi anaknya Iyan?
Deh tawwa jagonya Nanie dan anbhar, berani bawa Ridwan naik motor dari Bone ke Makassar!!!
yeaaaay dapat ilmu parenting lagi di sini, pengen sih kalau udah punya anak (nikah dulu din) maunya traveling bareng anak gitu hahaha
Bepergian sama anak lumayan banyak rempongnya. Mulai dari bawaan yang banyak sampai extra energi untuk urus ke sana dan ke sini. Tapi kenangannya itu luar biasa. Rasanya ada yang kurang kalo datang ke tempat yang bagus kalo anak-anak tidak ikut serta
Ini mi tips mumpuni karena sering mi dipraktikkan.
Asli rempong kalo jalan sama anak, apalagi jauh, dih.
Sedangkan dalam kota saja, saya yang ndak terlalu suka keluar, pusing kalo mau bawa anak-anak karena segala sesuatunya harus dipikirkan terlebih dulu. Termasuk mengantisipasi mattunju’-tunju’ kalo waktunya makan atau membeli sesuatu hahaha.
Kerenn nih mbak tipsnya, buat yang punya balita tapi tetep ingin bepergian 🙂
Deeh… Idwan, si bocah tanggung yang sudah klenong klenong di beberapa wilayah. Ada yang naik motor pula. Duh aku kok malah ngeri lihatx hehheee… tapi tips ya kereen… sangat bermanfaaat. Makasih ya …
Bila memposisikan diri sebagai ibu mungkin yg paling kupikirkan pertama itu kendaraannya kak wkwk karena saya saja kalo travelling suka badmood kalo salah transportasinya. Buttt, tips parenting yang bermanfaat kak. Apalagi anak ta nda rewel ji dan sangat excited diajak berpergian
Pintarnya tawwa Ridwan. Jadi ingat, tahun 2015 lalu juga saya pernah traveling berdua saja dengan Rani. Umurnya 4 tahun juga saat itu. Kami berdua naik pesawat dari Lombok ke Bandung. Walaupun tiba di Bandung sih udah ada kakak saya yang jemput. Hahaha.
Terus ingat juga, pas pulang dari Makassar ke Lombok tahun 2017 lalu, tetap berdua dengan Rani. Papanya pulang duluan karena urusan kerjaan. Rasanya lebih berat dari yang sebelumnya, karena saat itu sedang hamil besar. Syukurnya sih seperti biasa, Rani tenang selama perjalanan.
Nah, traveling sama Tita nih yang belum pernah dicoba. Eh udah sih akhir tahun 2018 kemarin. Walau cuma ke Kabupaten Dompu, naik travel. Muntah selama perjalanan sih ndak, cuma lucunya kalau pas dia tidur. Dikit-dikit terbangun karena tidak puas tidurnya. Yaa biasanya dia kan kalau tidur gitu keliling kasur. Gak bisa diam -_-
Iya , kalau anak exited memang diajak jalan jauh oke banget. nggak bakalan rewel. seneng malahan. Malamnya waktu istirahat baru terasa, biasanya minta pijet. hehehe
Kondisi sehat sudah pasti ya. karena mempengaruhi mood anak waktu jalan jalan. Selain baju nyaman pastinya juga disesuaikan dengan cuaca dan kondisi anak. Dan yang aling penting klo jalan sama anak, siapin obat obatan untuk dia. karena ankku klo capek biasanya badannya panas. makannya klo jalan harus disiapin juga obat pnurun panas dan antibiotik.