Merajut, banyak yang menganggapnya sebagai kegiatan oma-oma yang duduk di kursi goyang di depan perapian ditemani seekor kucing yang melingkar malas dekat kakinya. Padahal sejarahnya jauh berbeda. Jaman dulu hampir semua perajut berjenis kelamin laki-laki. Tapi saya tidak akan membahas tentang sejarah marajut di sini, melainkan merajut sebagai sebuah terapi diri. Bisakah? Bagaimana pengalaman saya?
Setiap orang memiliki cara sendiri-sendiri untuk mengatasi stress yang dialaminya. Nah yang sedang tren dibahas belakangan ini adalah me time. Sebagai buibu jaman now yang aktif di sosial media, rasa-rasanya ga afdhol kalo ga pernah share soal me time ini.
Coba diingat-ingat lagi, pernah ga nemu artikel atau status seseorang yang membahas me time lalu membuat kita mengangguk-angguk membenarkan dan dengan segera klik tombol share (dengan harapan suami juga baca dan memahami mengapa buibu ini butuh me time). Yang pernah acung jari dongggg *cari teman* x))
Sebagai seseorang yang cukup aktif berkegiatan di jaman belum menikah, kegiatan yang berubah 100% setelah menikah membuat saya cukup tertekan. Yang biasanya baru tiba di kost jam 11an malam dan menjadikan kamar hanya betul-betul sebagai tempat untuk tidur, tiba-tiba berubah dengan hanya di rumah saja. Ada setahun sejak menikah lalu hamil dan babyjo lahir bisa dihitung jari saya keluar rumah ikut berkegiatan, pun ga ngantor lagi. Pihak kantor mengijinkan kerjaan saya bawa pulang mengingat masa kehamilan yang cukup sulit dengan mual muntah berkepanjangan.
Rutinitas yang berubah, ga ke kantor, hiatus ngeblog, ga ikutan lagi kegiatan komunitas, si bayi yang menempel kayak perangko ditambah masalah menyusui dan berat badan bayi bisa berakumulasi menimbulkan stress yang berujung depresi. Di sinilah peran keluarga sangat dibutuhkan untuk terus mendukung si ibu baru.
Jadi, apa saya akan membahas peran keluarga saat stress dan depresi? Oh bukan, itu hanya intro yang kepanjangan x)) Jadi ya, saat lagi suntuk kemarin itu, usia si babyjo masih 5 bulanan kayaknya, komunitas Quiqui tempat saya bergabung mengajak anggotanya untuk berperan serta dalam Bom Benang 2014. Demi kegiatan itu, saya yang ga pernah merajut lagi sejak menikah dan hamil, akhirnya mulai meluangkan waktu mencari ide apa yang akan saya rajut yang sehubungan dengan tema “Yarn On Yard : Benang di Halaman”.
Jika penasaran ingin melihat penampakan kotak surat hasil karya saya, bisa klik link berikut ini ya : Bersenang-senang di Bom Benang Makassar 2014
Jika menelusuri lebih lanjut, maka kita akan menemukan banyak manfaat merajut lainnya seperti melatih daya ingat, melatih fokus dan konsentrasi, melatih kesabaran dan ketelitian, sebagai media relaksasi, merangsang daya kreativitas dan lain-lain.
Baca di sini tentang awal mula saya belajar merajut dan menjadikannya sebagai hobi
Kalau kamu sedang mengalami stres ataupun depresi, mungkin bisa mencoba untuk merajut sebagai terapi diri. Kalaupun ternyata ini bukan passionmu, setidaknya temukanlah satu hobi yang bisa membantu untuk melalui masa-masa suram tersebut. Mungkin menulis, melukis, jalan-jalan, belanja atau yang lainnya yang bisa membantu menenangkan atau setidaknya mengurangi kadar stres tadi. Dukungan keluarga dan orang terdekat juga akan sangat membantu, berusahalah untuk lebih terbuka bercerita bahwa kamu memang butuh bantuan mereka.
Tetap semangat untuk melewatinya ya :* Cobalah untuk menciptakan ruang bahagia di setiap keadaan, karena bisa jadi, proses yang tengah kamu jalani sekarang adalah sebuah cara tersendiri memahami rasa bahagia. Demikian pendapat Mak Ima Rochmawati dan saya setuju pake banget 🙂
Saya selalu ndak berhasil belajar merajut hiks..
Hihihi butuh kesabaran memang
Meluangkan waktu sekedar untuk mengerjakan hobby emang penting, apalagi buat emak-emak yang sudah “terjebak” rutinitas urusan rumah tangga, biar tetap “waras”
Menjaga kewarasan ibu, ini yang harus dihighlight 😀
Saya ndak berhasil belajar merajut. padahal lucu na itu topi-topi bayi hasil rajutan. Qisya dulu punya sepatu rajut dibuatkan sama tantenya.
Bisa belajar kalau mau, klo gak mau berarti pilihannya beli
Memang setiap ibu beda2 me timenya yaa tergantung hobby n keadaan. Sa kl disuruh merajut kayak nya tambah stress
Nah iya, disesuaikan dengan hobi aja ka Lia, jangan sampai hobi barunya malah bikin makin stres
Asyiknya yang bisa merajut 🙂
Mamaknya Sedja dong, NDAK BISA hahahah. Malah papanya yang bisa. Dulu Sedja dibuatkan topi kembar sama papanya.
Hahahha adek bayi nanti minta dibuatkan yg couple dengan kaka Sedja :))
wuahhh baruuu templatenya ka Naniee .. sukaaaa..
saya mau ku tong belajar merajut tapi saya ga sabaran banged orangnya hikss..
kalau salahmi, moro2 ma.. wkwkkw cocok mentong terapi diri :/
Cocokmi qiah, dua ji itu hasilnya kalau bukan berhasil belajarnya ya makin stres x))
Merajut itu butuh ketelatenan dan konsentrasi tinggi, ketrampilan juga. Saya gak pernah berhasil dalam membuat rajutan mangkanya tidak mendalami
Iya benar mba, mesti fokus dan konsentrasi. Sebenarnya bisa melatih kesabaran juga 🙂
Cakep2 mba hasil rajutannya. Pasti butuh kesabaran ekstra yaa bikin rajutan.
Awalnya iya mba, lama-lama makin enjoy kalau merajut, sambil nunggu antrian bisa sambil merajut juga
Orang merajut disayang Tuhan, karena pasti butuh sabar dalam merajuk. Orang yang sabar disayang sama Tuhan. Semoga kak nani dan keluarga disayang terus sama Allah swt. Aamiinn
Intinya sih mau komen.. kalau mau belajar merajut juga.. biar bisa belajar sabar dan memang me time is the best way untuk kembali energic ❤️ Kereenn topi2 rajutnya kak nan. Nanti klo adami anakku bisa kita kasi hadiah aqiqahannya? #eh (nikah aja belum.. jauh banget doanya)(namanya juga doa, ya minta saja) (narasima sede di blognya orang)
Ya Allah… aamiinn
Aamin, hahhahaa carimi dulu pasangannya Evhy
Intinya menemukan hobi dan aktivitas yg gak bikin waktu luang utk melamun ya mbk…
Wah senengnyaaaa bisa merajut. Saya kurang telaten mbak dna gak bisa belajar otodidak kalau merajut jd butuh guru hehe.
‘Moga kapan2 bisa belajar merajut lagi. Kalau karya2nya udah oke, dijual kali ya 😀
Iya betul mba, apapun jenis hobinya yang penting enjoy menjalaninya jadinya bisa mengurangi atau bahkan menghilangkan stresnya 🙂
Aduh… Iri saya. Pengen bisa banget merajut…
Sudah sejak lama punya keinginan bisa merajut. Udah beli alat, udah beli buku tapi kok ya gak niat banget belajarnya…
Semangat nih saya harus bisa hehehe
Kalau saya malah semangat kumpul pola dari pinterest, pola menumpuk eksekusi ntah kapan :))
Melihat-lihat dan donlot pola gratisan dari pinterest saja, sudah merupakan terapi buat saya, hihi
Pola menumpuk eksekusi entah kapan hihihi yang penting hepi dih banyak koleksi pola
Ga bisa mwrajut, gagal.teruuus hiks
Saya juga gitu awalnya hihihi
Benar sekali kata Ka Nanie, merajut itu baik untuk melatih daya ingat, fokus dan konsentrasi. Makanya banyak Ibu-ibu yang sudah cukup tua banyak melakukan therapy ini sebagai cara untuk menjaga k-3 hal tersebut. Kakaku guru merajut, tidak sedikit muridnya adalah Ibu-ibu manula yang diminta oleh dokter untuk belajar merajut biar nggak cepet pikun. Hobby adalah obat stress termudah dan termurah ya Ka, asal hobbynya jangan beli tas baru aja wkwkwk.
Nah mungkin karena memang kebanyakan ibu-ibu manula yang belajar merajut biar ga cepet pikun, makanya merajut ini identik sebagai kegiatan oma-oma kali ya 😀
Iyya bener, hobi beli tas branded X))