Beberapa minggu lalu, tepat di hari ulang tahun saya 31 Mei, saya pernah menuliskan tentang pencapaian. Tentang apa yang sudah kita capai dan apa yang kita harapkan akan tercapai. Pencapaian selalu terhubung dengan perasaan bahagia, senang dan puas. Jika dipikir-pikir, kapan sebenarnya kita akan merasa bahagia, merasa senang dan merasa puas? Pada momen seperti apa?
Bulan kemarin, saya jalan-jalan ke Bali selama 5 hari bersama Vby dan Anbhar. Banyak momen yang terjadi selama kami di Bali. Berdebat dengan supir taksi dan supir Bis, subuh-subuh nyari penginapan dibawah gerimis, menyusuri jalan-jalan di Bali dengan sepeda motor dan dipandu oleh GPS, merasa was-was setiap kali akan mampir di rumah makan, nongkrong di McD sambil mandangin bule-bule lewat, dumba-dumba ketika melintasi bedugul dengan sepeda motor dan hujan turun dengan derasnya disertai kabut, excited melihat pertunjukan lumba-lumba di pantai Lovina hingga perasaan senang karena tanpa direncanakan tiba-tiba ketemu sepasang pengantin baru Ime dan Kholis.
Apakah saya bahagia? Ya, saya bahagia. Bali, liburan dan dia. Apalagi yang bisa saya harapkan?
Apakah saya senang? Ya, saya senang. Saya sudah merencanakan liburan ini sejak berbulan-bulan sebelumnya dan ketika kemudian rencana itu terwujud, otomatis perasaan senang akan muncul.
Apakah saya puas? Ya, saya puas. Bali adalah salah satu impian saya sejak lama.
Apa yang kemudian membedakan antara bahagia, senang dan puas itu?
Senang dan puas selalu berhubungan dengan pencapaian. Perasaan senang dan puas akan muncul ketika apa yang kita harapkan, inginkan dan cita-citakan bisa tercapai. Kemudian ketika perasaan senang dan puas mulai memudar, maka kita akan mulai lagi dengan sebuah pencapaian baru.
Jalan-jalan ke Bali, belanja beberapa barang khas bali adalah sebuah kepuasan dan kesenangan tersendiri. Tetapi kebahagian yang saya rasakan adalah karena melewatkan banyak waktu dan melakukan banyak hal bersamanya.
And I remember all those crazy thing you said
You left them running through my head
You’re always there, you’re everywhere
But right now I wish you were here
(Wish You Were Here – Avril Lavigne)
Bahagia itu tidak harus selalu senang. Bahagia dirasakan dari hati, berasal dari dalam diri masing-masing. Sebuah senyum tulus akan keluar dari hati yang berbahagia.
Bagi saya, bahagia itu sederhana dan bisa diperoleh melalui momen-momen kecil. Melihat dia tersenyum misalnya 🙂
Atau ketika saya bertemu teman-teman @Paccarita, bercerita tentang banyak hal sambil tertawa terbahak. Atau pada saat hujan turun cukup deras dan saya bergelung dibalik selimut ditemani secangkir teh hangat dan buku-buku. Atau bahkan hanya dengan melihat sepatuku dan sepatunya diletakkan berdampingan. Lebay? terkadang memang. Tapi seperti itulah 🙂
Ohya saya bahagia bisa menyempatkan diri menuliskan notes kecil ini ditengah banyak hal yang harus diselesaikan. Syam adalah salah satu blogger favorit saya. Selalu suka membaca setiap kata yang dia goreskan di blognya.
Untuk kamu yang berbahagia…
Selamat hari jadi Syam, sehat dan bahagialah selalu :*
resolusi selanjutnya kapan diwujudkan kaka?
Kak Irha : Sabar dong kakak, kalo sudah tiba waktunya insya Allah ada pemberitahuan dan undangan. Nda mungkin saya sembunyi2 berita bahagia 🙂
Tawwa…
Bagus sekali Nanie…
Bahagia itu sederhana. Sesederhana bagaimana kita memaknainya 🙂