Halo para busui, apa kabar hari ini? Semoga mood dalam kondisi baik, hati sedang berbahagia dan tubuh sehat selalu sehingga bisa memberikan asupan terbaik untuk si buah hati dengan lancar dan nyaman.
Masa meng-ASI-hi menjadi salah satu masa yang cukup menantang setelah proses kehamilan dan lahiran. Proses menyusui ternyata tidak seindah kelihatannya, “hanya” membuka bra, menyodorkan payudara dekat mulut bayi dan hap, bayi menyusu dengan bahagia. Seandainya semudah itu.
Saya masih ingat betul bagaimana saya mengalami masa sulit saat proses menyusui kakak Ridwan. Berat badannya terus turun di bulan pertama kelahirannya bikin saya bolak balek ke dokter anak setiap beberapa hari. Masalah perlekatan yang bikin saya mesti ketemu dengan konselor laktasi. Ditambah lagi dengan baby blues yang bikin mood terus memburuk.
Alhamdulillah saya berhasil melalui masa-masa itu dengan dukungan penuh dari pak suami. Ridwan melewati masa ASI eksklusif 6 bulan dan wisuda ASI setelah dua tahun. Bahkan saya masih tetap menyusui hingga Ridwan menjelang 3 tahun karena selalu terkenang dengan masa awal menyusui yang cukup sulit, jadinya belum ikhlas untuk menyapih di usianya dua tahun.
Berbeda dengan proses mengASIhi adek Rayhan, yang relatif lebih mudah. Mungkin karena saya lebih siap dalam hal edukasi laktasi. Banyak cara bisa dilakukan untuk menambah ilmu terkait laktasi, apalagi di era digital sekarang ini di mana informasi ada di ujung jari.
Kampus Laktasi : Rahasia ASI Anti Seret
Sabtu, 17 Agustus 2024 saya berkesempatan me-refresh kembali ingatan terkait masalah dan solusi menyusui dengan hadir dalam talkshow bertajuk Rahasia ASI Anti Seret dari GabaG Indonesia yang diadakan Main Stage Millebex Upperhills. Event ini menghadirkan Gabriella Rayana – founder GabaG, Dita Febriyanti – Internal Expertise Konselor Menyusui GabaG, dan Deby Anggi – guest star.
Rameee sekali dengan ibu-ibu yang datang dengan menggendong bayi, ada juga yang didampingi suaminya. Jadi terkenang masa beberapa tahun kemarin ketika saya datang ke event-event sambil jadi mak gendong hehehe.
Saya meng-amin-kan 3 hal yang digarisbawahi oleh Ci Gaby, founder GabaG jika ingin lancar menyusui selama dua tahun, yaitu niat, knowledge dan support system dalam hal ini adalah suami. Niatnya memang harus kuat karena dalam prosesnya banyak masalah yang bisa jadi dihadapi, pengetahuan juga harus memadai untuk mendapatkan solusinya, dan pak suami sebagai support system yang utama menjadi poin penting dalam masa-masa menyusui ini.
Tantangan dalam Menyusui
Menyusui adalah proses memberi nutrisi terbaik untuk buah hati, juga terjalin bonding yang kuat antara ibu dan anak selama proses ini. Pada faktanya, 80% ibu menyusui mengeluh mengalami masa nyeri sehingga menjadi salah satu alasan untuk menyapih lebih cepat. Bahkan 50% ibu mengalami lecet di minggu awal menyusui. Saya termasuk di angka 50% ini, sampe sekarang masih terngiang bagaimana nyerinya saat kita menyusui dalam kondisi lecet hiks.
Ternyata, dalam proses menyusui penting untuk menilai posisi dan pelekatan bayi, evaluasi anatomi, dan fungsi oromotor (sistem gerak otot rongga mulut, termasuk rahang, gigi, lidah, langit-langit, bibir, dan pipi pada bayi bayi).
Ada 4 poin penting agar pelekatan bayi sempurna, yaitu:
- Kepala bayi, telinga dan bahu berada dalam 1 garis lurus.
- Bayi dipeluk erat dekat dengan ibu.
- Badan bayi ditopang sepenuhnya.
- Kepala bayi menghadap payudara.
Bagaimana agar ASI lancar?
Mom Debi, salah satu narasumber di event kampus Laktasi, berbagi cerita tentang proses menyusui anak pertamanya di mana ASI baru keluar di hari ke-3. Saya langsung dejavu karena mengalami hal yang sama saat kelahiran kakak Ridwan. Bayi nangis terus, ditambah desakan dari keluarga agar diberikan susu formula dulu sambil menunggu ASI lancar. Rasanya benar-benar bikin stress. Alhamdulillah, pak suami tetap bertahan dan mendukung penuh untuk ASI eksklusif.
Dalam presentasinya tentang rahasia ASI anti seret, mbak Dita selaku konselor laktasi menekankan bahwa tidak peru khawatir ASI tidak cukup karena payudara terus memproduksi ASI. Semakin stres justru semakin ASI-nya tidak keluar. Yang harus dilakukan adalah terus menyusui bayi, selama bayi masih menginginkan menyusu.
Proses menyusui ini merupakan masa adaptasi baik bagi ibu maupun bayi. Bayi tentu membutuhkan waktu untuk adaptasi dengan dunianya yang baru (tempat, waktu, suara, wangi ibu, menyusui) pun dengan ibunya masih dalam masa adaptasi setelah melahirkan (baik normal maupun sesar), cara menyusui dan merawat bayi.
Payudara jangan dibiarkan terlalu penuh karena bisa bikin produksi ASI menurun. Pengosongan payudara dilakukan setiap dua tiga jam sekali, bisa dibantu dengan memerah pake tangan atau pumping. Kemudian jangan lupa untuk menyendawakan bayi agar bayi nyaman dan tidak kembung.
Dulu, saya termasuk busui yang mencoba untuk menerapkan pumping, tapi ternyata ngga lancar pakenya hehehe. Akhirnya memutuskan untuk dbf, apalagi si bayi terus menempel ke manapun saya pergi.
Nah, di talkshow kali ini juga ada pemaparan terkait pumping dan alatnya. Saya baru tau kalo sekarang alat pumping sudah lebih beragam termasuk diameter corongnya bisa kita pilih yang sesuai dan pas dengan ukuran puting ibu. Pas dalam artian ada sedikit ruang antara puting dan corong, yang fungsinya untuk menghindari lecet pada puting.
Apa sih yang bisa bikin ASI tidak Lancar?
Ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab ASI jadi seret alias tidak lancar. Yang pertama adalah faktor hormonal, lalu faktor dari payudara itu sendiri misalnya puting lecet, milk blister, lalu ada masalah transfer ASI karena bayi masih banyak tidur dan tidak dibangunkan, bayi kuning dan bayi kesulitan menyusui. Bisa juga disebabkan karena keadaan lain misalnya bayi dalam kondisi sakit, ibunya yang sakit atau bayi perlu dirawat di RS lebih lama karena kodosi kesehatan tertentu.
Mengetahui penyebab ASI tidak lancar bisa lebih memudahkan kita untuk menemukan solusinya.
Cara Pijat Oksitoksin
Menjelang akhir acara, ci Gaby berbagi tips cara pijat okstoksin agar ASI makin lancar jaya. Baiknya sih dilakukan dengan bantuan pak suai sebagai support system yang utama. Oksitosin adalah hormon bahagia yang berfungsi untuk mengalirkan ASI. Pada saat busui merasakan refleks oksitoksin, akan terjadi let down reflex (LDR) dan air susu pun terpancing keluar.
Pijat oksitoksin bisa dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
- Ibu duduk rileks bersandar ke depan, tangan dilipat lalu diletakan di atas kepala.
- Payudara dibiarkan tidak menggunakan bra.
- Pijat di sepanjang sisi tulang belakang mulai dari tengkuk hingga pundak.
- Gunakan 2 kepalan tangan dengan posisi ibu jari menunjuk ke depan.
- Tekan sesuai kenyamanan dengan gerakan melingkar.
- Pijatan dilakukan hanya sebatas tengah punggung dan mengarah ke depan.
- Dapat dilakukan 3-5 menit atau sampai ibu merasa rileks.
*****
Masya Allah, menarik sekali acara ini. Saya yang sudah melewati masa menyusui (adek Rayhan sudah usia 4 tahun saat ini, alhamdulillah melewati ASI ekslusif 6 bulan, wisuda ASI 2 tahun dan WWL di usia 2 tahun 8 bulan) jadi teringat kembali tantangan di masa menyusui, dan bagaimana saya berhasil melewatinya dengan dukungan penuh dari suami.
Terus menambah ilmu per-ASi-an atau edukasi laktasi menjadi salah satu ikhtiar dalam memberikan asupan yang terbaik bagi buah hati kita. Tetap semangat busui!