Sabtu pagi yang sibuk. Meskipun janjiannya di jam 11, sejak awal hari saya sudah sibuk mempersiapkan diri sambil menunggu bocah bangun. Beberes rumah, menyiram tanaman, masak, siapkan perlengkapan anak-anak untuk keluar rumah dan mandi. Lalu bangunkan duo bocil sambil mengoceh riang berusaha membangkitkan mood mereka biar semangat dan bergerak lebih cepat. Kelar mereka sarapan, mandi plus pakai baju, gentian emaknya yang dandan. Tepat jam 10, saya memesan taksi online dan kami siap berangkat.
Panjang ya prosesnya hanya untuk keluar rumah barang dua – tiga jam 😀 Selama pandemi, saya memang sangat membatasi diri untuk keluar rumah. Dalam kurun waktu setahun ini, bisa dihitung jari saya keluar rumah apalagi sambil membawa anak-anak. Makanya mereka excited sekali saat dikasi tau mau ke rumah teman bunda jalan-jalan.
Matahari Makassar bersinar lumayan terik siang itu tapi AC dalam taksi online yang kami tumpangi cukup bikin adem. Perjalanan lancar hampir tanpa macet yang berarti hingga tiba di depan BTP. Tampak antrian kendaraan yang cukup mengular di sisi kiri jalan.
“Ngantri solar itu bu,” kata pak sopir menjelaskan tanpa saya minta. Saya hanya ber-oh ria tanpa menanggapi panjang lebar. Suara denting notifikasi wa-grup lebih menarik perhatian. Seorang teman menanyakan sejak kapan premium susah ditemukan di Makassar. Percakapan pun bergulir. Saya dengan cepat nyamber, “Adami program langit biru kak, pake maki Pertalite. Apa itu itu Program Langit Biru? Tayang besok di www.nanie.me #eh :D.”
Kesempatan dah promosi blog wkwkkwk.
Tanggal 18 Maret 2021 yang lalu, saya memang berkesempatan hadir menjadi salah satu peserta Webinar KBR x YLKI dalam Talkshow dan Diskusi Publik Penggunaan BBM Ramah Lingkungan Guna Mewujudkan program Langit Biru. Acara ini diselenggarakan secara virtual dan dihadiri peserta dengan beragam latar belakang.
Seperti apa kondisi pencemaran udara di Indonesia? Dan bagaimana progres penerapan bahan bakar ramah lingkungan di Indonesia? Adalah dua topik utama yang dibahas secara menarik di webinar ini dengan bapak dan ibu narasumber yang kompeten di bidangnya.
Ada Tulus Abadi – YLKI, Dasrul Chaniago/ Ratna Kartikasari – KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), Fabby Tumiwa – Institute for Essential Service Reform (IESR), Faisal Basri – Ahli Ekonomi dan Deny Djukardi W – PT. Pertamina. Dipandu dua moderator di sesia berbeda yaitu Rizal Wijaya dan Maulana Isnarto. Kehadiran beberapa influencer dan konten kreator turut memeriahkan diskusi publik ini menjadi lebih hidup dan interaktif.
Kenal Lebih Dekat dengan Program Langit Biru
Sejujurnya saya baru pertama kali mendengar perihal program ini di webinar kemarin padahal ternyata sudah diluncurkan sejak 25 tahun yang lalu. Entahlah saya yang kurang membaca atau sosialisasinya kurang digaungkan.
Program Langit Biru ini sendiri bertujuan untuk mengendalikan dan mencegah pencemaran udara, khususnya yang bersumber dari sektor transportasi demi tercapainya kualitas udara yang memenuhi standar kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Nah berbicara tentang pencemaran udara khususnya di kota-kota besar, yang paling banyak berkontribusi adalah kendaraan bermotor, sisanya bersumber dari industri, perkapalan, pemukiman dan sebagian kecil sumber lain. Pencemaran udara ini menjadi masalah yang serius karena berakibat pada kesehatan masyarakat, yang terparah adalah kasus kesehatan pada anak-anak. Kalo sudah menyangkut anak, jiwa ibu-ibu langsung terpanggil deh hehehe.
Sayangnya dalam pelaksanaan di lapangan, program Langit Biru ini kurang menggembirakan. Padahal sejak 25 tahun berlalu, paling tidak sudah di tahap yang jauh lebih maju. Inilah yang menyebabkan pihak Pertamina sebagai perusahaan bahan bakar minyak terbesar di Indonesia, melakukan dukungan terhadap Program Langit Biru dengan mengadakan program khusus diskon Pertalite. Harapannya dengan program khusus diskon Pertalite ini, masyarakat akan beralih dari penggunaan bensin Premium sebagai bahan bakarnya dan merasakan pengalaman menggunakan Pertalite yang lebih ramah lingkungan dan lebih baik untuk kelangsungan mesin kendaraan bermotor.
Program Langit Biru Pertamina sudah diluncurkan di beberapa kota besar di Indonesia sejak bulan November 2020, untuk Makassar sendiri resmi diluncurkan hari ini 21 Maret 2021. Sekarang masyarakat kota Makassar bisa menikmati harga Pertalite setara Premium yang tersedia di beberapa SPBU.
Semoga, setelah merasakan sendiri penggunaan Pertalite yang menjadikan kendaraan lebih awet dan bertenaga, bisa mendorong kesadarannya untuk beralih menggunakan BBM yang lebih ramah lingkungan.
Alasan Memilih BBM Ramah Lingkungan
Berbicara tentang BBM Ramah Lingkungan tidak lepas dari berapa banyak kadar oktan (Research Octane Number/RON) yang dikandungnya. Pak Tulus dari YLKI menyatakan bahwa BBM yang kita gunakan seharusnya sudah memenuhi standar Euro 4, tapi pada faktanya kita masih di tahap penggunaan Premium yang berupa RON 88.
RON 88 atau dikenal juga dengan nama Oktan 88 merupakan bahan bakar yang masih cukup besar kandungan heptana di dalamnya. Heptana adalah kandungan Hidrokarbon yang terdapat pada bensin. RON 88 berarti 88% kandungan bahan bakar itu adalah iso-oktana dan 12%-nya n-heptana.
Bahan bakar berkualitas memiliki nilai Iso-oktana yang tinggi. Iso-oktana merupakan kandungan senyawa dari bensin yang mudah terbakar. Nilai oktan ini berpengaruh pada sistem pembakaran mesin kendaraan. Semakin tinggi nilai oktannya, maka BBM akan lebih lambat terbakar sehingga tidak meninggalkan residu yang bisa mengganggu kinerja mesin.
Kendaraan bermotor keluaran terbaru lebih cocok menggunakan bahan bakar beroktan tinggi. Meskipun kenyataannya seringkali kita mendapati kendaraan ini mengantri di antrian premium bersaing dengan angkutan umum 😀
Pak Tulus menyatakan bahwa penggunaan Premium sebenarnya menjadikan kita rugi dua kali. Jadi lebih boros, isi Premium harus berkali-kali karena jarak tempuh rendah. Juga harus siapkan dana untuk maintenance mesin karena penggunaan Premium berpotensi merusak mesin kendaraan.
Satu fakta lagi yang diungkapkan Pak Tulus terkait Pertalite. Meskipun kenyataannya Pertalite memang lebih bagus dari Premium, tapi BBM jenis ini masih belum memenuhi standar BBM ramah lingkungan karena RONnya hanya 90. Pertalite harus dinaikan satu RON lagi menjadi RON 91, dengan demikian bisa memenuhi standar EURO 4.
Menggunakan BBM dengan kadar oktan tinggi akan memberikan nilai plus. Yang pertama lebih irit BBM karena pembakaran lebih sempurna, kedua mesin akan lebih awet dan performanya lebih baik, yang ketiga lebih ramah lingkungan karena rendah emisi. Dengan demikian polusi akan menurun dan menciptakan udara yang lebih bersih dan sehat.
Kolaborasi dan Konsistensi, Kunci Keberlangsungan PLB
Kolaborasi dan konsistensi adalah kunci keberlangsungan Program Langit Biru. Hadirnya webinar ini menjadi salah satu bukti nyata YLKI bergandengan tangan dengan Pemerintah, Pertamina sebagai operator, dan juga masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan penggunaan BBM yang ramah lingkungan.
Di sesi terakhir webinar, Maulana Isnanto mempersilahkan dinas-dinas terkait dan content creator untuk mengemukakan pendapatnya terkait dengan PLB.
Dishub Makassar berbicara tentang manajemen lalu lintas untuk mengurangi gas buang. Secara ya di Makassar ini jumlah kendaraan bermotornya lebih banyak dibanding manusianya. Selain itu, program OJOL Day yang diterapkan setiap hari Selasa juga menjadi salah satu solusi membiasakan masyarakat Makssar mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
Dari KLHK, ada program Eco Driving yang bertujuan untuk memperkenalkan konsep dan manfaat Eco Driving atau perilaku mengemudi ramah lingkungan.
Ramon Y. Tungka berpendapat bahwa penting untuk membangkitkan pride masyarakat terkait public transportation, bahwa ada kebanggaan tersendiri saat naik angkutan umum. Pun menjadikan supir angkot sebagai true influencer dalam hal penggunaan BBM ramah lingkungan. Bukan tidak mungkin di masa depan nanti Indonesia akan menjadi destinasi wisata ramah lingkungan.
Adhy Basto lebih cenderung menyasar kaum milenial dalam hal edukasi dan sosialisasi. Sederhanakan bahasa dan sentuh masyarakat melalui gadgetnya, demikian pernyataannya. Ya betul juga sih, selama ini kan sosialisasi kampanye atau program yang berkaitan dengan pemerintah biasanya menggunakan bahasa yang formal, nah salah satu tugas content creator (termasuk blogger dong hehehe) adalah menyederhanakan bahasa sehingga pesannya bisa sampai ke masyarakat.
Peran Penting Ibu dalam Membirukan Langit
Mendengarkan pemaparan dari narasumber, dinas-dinas terkait di Makassar, dan content creator bikin saya makin tercerahkan terkait topik yang diangkat ini. Sebagai anggota masyarakat, tidak inginkah mengambil bagian dalam program ini? Ingat ya kuncinya adalah kolaborasi.
Saya meng-amin-kan pernyataan Leony bahwa seorang ibu akan tergerak dengan dua hal, isu kesehatan anak dan potongan harga. Iya juga sih. Kesehatan anak, apa yang lebih penting dari ini? Segala hal akan seorang ibu lakukan jika ini menyangkut anaknya. Potongan harga, ibu-ibu mana yang tidak tertarik dengan ini wkwkwk bahkan demi perbedaan seribu dua ribu rupiah terkadang rela berpindah dari satu penjual ke penjual lainnya sampe kaki jadi gempor X))
Omong-omong soal potongan harga. Selain promo Pertalite harga Premium, ada juga promo spesial untuk transaksi pembelian Pertamax dengan aplikasi MyPertamina. Promo ini berlaku di SPBU Pertamina yang sudah terkoneksi dengan aplikasi ini di seluruh Indonesia. Aplikasi MyPertamina dapat diunduh di Google Play maupun App Store.
Nah balik lagi, sebagai seorang ibu rumah tangga, apa yang bisa kita lakukan untuk berkontribusi membirukan langit?
Yang pertama tentu saja beralih menggunakan BBM yang lebih ramah lingkungan, dalam hal ini Pertalite atau Pertamax. Sedikit banyak, emak-emak seperti saya juga turut serta menyumbang polusi udara dengan penggunaan kendaraan bermotor misalnya arisan, antar jemput anak sekolah, ke laundry, ke pasar, ke warung depan kompleks, ke minimarket, ke supermarket, ke mall dan lain-lain.
Ibu sebagai pemegang keuangan keluarga juga bisa berkontribusi dengan menekan pos pengeluaran yang tidak terlalu urgent, dan dananya dialihkan ke pos pembelian BBM suami/anak/anggota keluarga lain yang tentunya butuh biaya lebih banyak dibanding dengan penggunaan premium seperti selama ini.
Yuk mari berkontribusi. Demi langit biru yang akan kita wariskan kepada generasi berikut. Demi masa depan anak cucu. Demi kita semua.
Kalau baca tentang program langit biru selalu ingat akan materi kuliah pencemaran udara
Haa ternyata program langit biru sudah dari 25 tahun yang lalu ya? Saya juga baru tahu kemarin-kemarin aja. Jadi…bbm yg ramah lingkungan itu pertalite sama pertamax ya, wah, wah saya juga baru tahu perbedaannya sama premium kirain hanya dari segi harga aja, lebih murah karena disubsidi pemerintah. Rupanya ada harga beda kualitas juga. Makasih banyak Kak informasinya :))
Baru tahu di Makasar ada hari Ojol day bertukuan mengurangi pemakaian kendaraan pribadi..tapi memang program langit biru yg aku baca di web lainnya jg bagus ya mbak ditambah artikel dr mba nanie semakin memperluas wawasanku
Wow programnya sudah dari tahun 96 berarti cukup lama juga ya sudah berjalannya… anyway iya sih mba, pemilihan bbm yang tepat selain berkontribusi ke lingkungan juga ke kondisi kendaraan ya..
Pertalite ternyata berkontribusi terhadap langit biru ya, mba. Jadi gak ragu kalau sekarang pakai pertalite.
Alhamdulillah aku daridulu juga minimal pakai pertalite. Selain awet dan bagus untuk mesin ternyata juga baik untuk lingkungan ya
Banyak yang masih belum tau dengan program Langit Biru. Kayaknya sosialisasinya kurang joss, apalagi semenjak pandemi menyerang Bumi Indonesia, semua perhatian tercurahkan ke pandemi corona.
Motor buluk saya juga pakai Pertamax, biar kualitas mesinnya tetap terjaga dengan baik. Katanya sih berpengaruh terhadap kualitas mesin CMIIW.
Ternyata program langit biru udah lama juga ya dari 1996, tapi aku baru denger belakangan ini. Setuju, emang udah semestinya memulai kesadaran beralih ke BBM ramah lingkungan, dan apa pun yg kita pakai yang lebih ramah lingkungan ya mba, karena terjaga atau rusaknya alam ya andil kita juga si manusia yang hidup di atas bumi ini.
Aku sudah lama memanfaatkan program langit biru mbak
harapannya sih program ini bisa teesebar merata ke Indonesia
agar makin banyak masayarakat yang beralih ke bbm ramah lingkungan
Program langit biru ini memang wajib banget buat didukung ya mbak. Salah satunya menggunakan BBM yang lebih ramah lingkungan. Pengen banget pake BBM yang nilai RONnya tinggi tetapi apa daya kantong baru sanggup pake pertalite. hehehe…
Semoga dengan dukungan pemerintah dan masyarakat, program keren ini bisa berjalan dengan baik.
pemakaian premium itu emang murah dan membantu masyarakat banget meskipun berdanpak negatif terhadap lingkungan. Di tahun 89an sebuah mobil sedan bahkan sudha direkomendasikan untuk pakai Oktan 92 eh berapa ya pokoknya setara pertalite bukan premium. Sayang juga sama mobilnya kalo diminumin premium merusak mesinnya.
Foto penutuonya ciamik sekali Kak.
Senang bisa mampir ke mari, tulisannya sungguh mengalir dan kaya akan insight juga semangat untuk turut andil dalam membirukan langit.
Yuk pindah pakai pertalite sama pertamax.
Program Langit Biru ternayat sudah jadi program lama, ya. Aku baru dengar tahun 2020’an deh. Dalam mewujudkan program ini dengan memakai BBM ramah lingkungan seperti pertalit dan pertamax ya, Mba.
Aku jga pakenya pertamax nih udah lama banget. Motorku yang udah usianya sebelas tahun pun masih mayan awet mesinnya karena dijaga dengan pilihan bensin yang bagus, lebih ramah lngkungan dan ramah juga untuk kendaraan kita. Mempertimbangkan selisih harga demi menjaga bumi tak ada salahnya, itu bisa jadi konstribusi kita untuk ikut menjaga bumi.
Saya sudah lama sih beralih ke pertalite atau pertamax. Rasanya udah nggak pernah beli yang premium kalau urusan BBM. Setidaknya, membantu pake BBM yang lebih ramah lingkungan gitu.
Program langit biru ini kebetulan sudah ada beberapa bulan di Medan kak. Alhamdulillah banyak orang yang memilih ini. Tapi perlu diingat, untuk kendaraan roda dua dan angkot (angkutan umum) saja. Hehehe
Jadi jangan lagi ngantri ya.. yang mobilnya bagus..
haha setuju banget mba, kadang mobil bagus masuk line yang subsidi.
btw di malang udah ada jugaaa cuman aku aja baru ngerti dan ngehh
Kalau baca tentang program langit biru, mengingat diriku pada skripsi hehe tentang kualitas udara
bagus ya programnya untuk mendukung lingkungan bumi kita tetap bersih dna berlangit biru, semoga terus bekesinambungan ya kak
Program Langit Biru baru dengar nih padahal udah lama ya…Semoga kita semua bisa menjaga lingkungan dengan baik. Program Langit Biru semoga lancar n sukses yaa..
Wah salam kenal mba.. mba bahas makassar terkenang tanah kelahiran ku..sejenak membaca ini membawa angan2 ku kembali ke makassar… kata teman2 smu ku dulu sekarang makkasar jauh berkembang pesat
Aku juga udah beralih ke Pertalite kak dan terbukti oke2 saja. Alhamdulillah kalau dengan begitu ikut berkontribusi ke program langit biru. Semoga makin banyak orang yang sadar ya untuk memberikan dampak positif pada lingkungan
Program Langit biru ini sebenarnya bagus banget buat lingkungan Kita ya mbak, Sayang beberapa pihak yang menolak Karena berfikir Mahal saja. Padahal ya nggak Mahal apalagi sampainya buat anak cucu Kita bagus banget