Dua pekan yang lalu menjelang sore hari, ada ibu-ibu mengetuk di pagar dan memanggil dengan suara agak keras, “Bu Andi, Bu Andi.” Di panggilan ke tiga barulah saya ngeh kalau yang dipanggil adalah saya wkwkwk. Seingatku nama pak suami adalah Anbhar xD
Saya bergegas membuka pintu pagar dan mempersilahkan masuk. Ternyata tiga orang ibu-ibu kader posyandu. Mereka datang untuk menimbang, mengukur tinggi, dan membagikan vitamin A + obat cacing untuk setiap anak yang ada di RW 02 Kalamang sesuai daerah cakupan Posyandu Bougenville 2.
Timbangan yang dibawa adalah timbangan digital, ga kebayang bawa timbangan berat khas posyandu gitu keliling kompleks xD Karena adek Rayhan ga mau berdiri di timbangan malah nangis, akhirnya ditimbangnya sambil digendong sama bunda. Abis itu adek Rayhan diturunkan barulah saya nimbang badan sendiri. Selisihnya adalah berat badan Rayhan saat ini. Alhamdulillah bisa numpang timbang badan xD
Kelar adek Rayhan dan Kakak Ridwan ditimbang, diukur tinggi dan dicek buku KIAnya, kami sempat ngobrol-ngobrol sebentar tentang belum bolehnya posyandu dibuka kembali seperti biasa. Sempat dibuka beberapa bulan, sebelum ditutup kembali menjelang akhir tahun 2020 karena kasus Covid-19 di Makassar semakin tinggi. Akhirnya kader posyandu ini memutuskan untuk berkeliling mendatangi setiap rumah yang memiliki bayi, balita dan ibu hamil. Jemput bola istilahnya.
Posyandu di kompleks kami memang terbilang aktif. Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin tanggal 8 setiap bulannya dengan diawali pengumuman melalui toa masjid. Saya ingat sekali bunyi pengumumannya karena selalu sama persis setiap bulan wkwkwk.
Kepada ibu-ibu yang memiliki bayi dan balita, diharapkan datang ke posyandu jam 8 pagi.
Lalu beramai-ramailah ibu-ibu kompleks membawa anaknya yang sudah mandi dan wangi sambil menenteng kotak makan kosong untuk diisi bubur kacang ijo atau bubur Manado, Saya memilih datang di jam 10 pagi dengan harapan antrian tidak banyak lagi meskipun jam segitu berarti siap-siap ga dapet jatah bubur hiks.
Semenjak pandemi Covid-19, saya tidak pernah lagi ke posyandu. Entahlah, rasanya parno sekali membayangkan berada di kerumuman orang banyak. Terakhir saya datang ke posyandu itu di awal bulan Maret 2020 saat Rayhan berumur 4 bulan.
Bersamaan dengan kegiatan posyandu, lagi ada baksos dalam rangka World Hearing Day 2020 dengan menghadirkan beberapa dokter THT. Rayhan sempat cek telinga, dan berakhir diminta untuk tes OAE kembali di RS Haji karena kuping sebelah kirinya tidak merespon saat dites. Sungguh bikin bunda jadi galau gundah gulana selama berhari-hari. Tapi itu lain kisah ya, mungkin di postingan lainnya baru saya ceritakan.
Posyandu di Masa Pandemi
Sejak pertama kali Corona Virus ditemukan masuk ke Indonesia, disusul dengan kasus demi kasus yang terus meningkat, banyak aktivitas yang biasa dilakukan menjadi terhenti, salah satunya adalah kegiatan posyandu. Posyandu memang identik dengan banyaknya ibu, bayi dan balita yang berkumpul di satu lokasi, jadi demi menghindari penularan akhirnya kegiatan ini dihentikan.
Dikutip dari Detik, data Kemenkes akhir 2019 menyebutkan terdapat 298.058 Posyandu di Indonesia dan baru 65,42% yang aktif. Angka tersebut masih jauh dari target nasional yaitu 80%. Pada 2020, cakupan diperkirakan turun karena di masa pandemi kegiatan Posyandu sebagian besar dihentikan.
Padahal, dengan vakumnya Posyandu, maka tumbuh kembang bayi dan balita jadi sulit dipantau bahkan upaya deteksi dini stunting yang menjadi isu nasional bisa jadi keteteran. Dengan kondisi begini, apa kabar program nasional yang menetapkan target penurunan stunting sebesar 14 persen pada 2024?
Posyandu Keliling, Kunjungan dari Rumah ke Rumah
Setiap masalah biasanya datang sepaket dengan solusinya, demikian kata orang bijak.
Ga bisa menggelar kegiatan di tempat biasanya, para kader posyandu pun akhirnya berkeliling mendatangi rumah yang punya bayi, balita atau ibu hamil. Mengedukasi terkait protokol kesehatan, menimbang dan mengukur tinggi, mengecek buku KIA, membagikan vitamin dan obat cacing. Kalau kemarin sih dikasinya vitamin A karena bulan Februari dan Agustus adalah jadwal pembagian vitamin A untuk bayi dan balita. Pas kader posyandunya mau pulang, eh dikasi lagi bubuk abate dua bungkus untuk saya simpan di tempat penampungan air terbuka, soalnya di musim hujan begini banyak nyamuk DBD.
Sebenarnya kalau ditimbang-timbang, banyak sekali manfaat posyandu yang didapatkan oleh ibu dan balita. Dan semua fasilitas tersebut disediakan secara gratis ga perlu keluarin duit serupiah pun. Padahal kalau diuangkan, biaya vaksin dan vitamin tentulah tidak murah. Contohnya saja untuk 1 kali imunisasi, biayanya bisa mencapai puluhan bahkan ratusan ribu rupiah di dokter anak atau rumah sakit swasta. Ini berdasarkan pengalaman pas kakak Ridwan dulu.
Jadi memanglah sangat disayangkan jika posyandu yang menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan untuk masyarakat menjadi mati suri. Yang terpenting adalah melakukan inovasi dan adaptasi penyesuaian dengan kondisi pandemi yang sedang berlangsung.
Angin Segar bernama Vaksin Covid-19
Berita tentang ditemukannya vaksin Covid-19 menjadi angin segar yang berhembus di tengah pandemi. Sebagian menerimanya dengan hati terbuka, sebagian apatis, sebagian lagi dilanda panik dan khawatir.
Sore itu mamak menelpon menanyakan aman tidaknya jika divaksin. Di kampung kami berhembus isu kalau dalam waktu dekat semua orang wajib divaksin. Langsung saya luruskan dong, secara waktu itu vaksinnya saja belum didistribusikan ke seluruh Indonesia.
“Jangan maki khawatir mak belum pi ji sekarang, masih lama. Presiden dulu mau divaksin. Ada juga aturan-aturannya siapa yang boleh dan tidak boleh divaksin. Masalah aman insya Allah kita lakukan ini sebagai salah satu ikhtiar untuk tetap sehat.”
Itu kejadian bulan lalu.
Kemarin sore, saya sempat mengobrol dengan kakak ipar yang berprofesi menjadi seorang nakes di puskesmas. Sudah menjalani dua kali proses penyuntikan vaksin, yang pertama tanggal 1 Februari dan yang ke-dua tanggal 15 Februari. Jeda penyuntikan antara yang pertama dan kedua berkisar 14 hari hari. Kenapa mesti dua kali? Ini untuk memastikan vaksin tersebut efektif dalam membentuk antibodi.
Setelah divaksin dua kali pun bukan berarti langsung aman ya, wara wiri ke sana ke mari tanpa protokol kesehatan. Dibutuhkan waktu dua minggu sampai satu bulan antibodi terbentuk maksimal.
Semua yang dilakukan di masa pandemi untuk bertahan hidup dan tetap sehat menjadi salah satu ikhtiar kita. Ya divaksin, menerapkan 3M, menjalankan posyandu keliling ataupun ikhtiar-ikhtiar lainnya. Semoga kita semua sehat-sehat ya dan selalu dalam lindungan-Nya.
Banyak kisah yang terjadi di masa pandemi ini, sebagian berakhir bahagia sebagian lagi berakhir dengan tangis. Pengalaman saat pandemi Covid-19 akan menjadi satu kisah berharga yang memberi banyak pelajaran hidup. Stay safe everyone.
“Tulisan ini diikutkan dalam #TantanganBlogAM2021”
Betul-betul ini virus corona di… semua merasakan dampaknya tanpa kecuali.
Saya suka baca tulisan ini, pantas tawwa kalau dapat hadiah dari Anging Mammiri.
Masya Allah terima kasih apresiasinya bunda, mudah-mudahan jurinya juga berpikiran sama 😀
Klo ndak baca tulisan ta ini, ndak kuongat tongmi vit.A , baru maumi berakhir bulan februari,
Ada tongji gunanya mampir di sini membaca dih wkwkkw btw mauka berkunjung ke blog ta kok nda bisa ya, error link
Posyandu di lingkungan rumahku juga jemput bola mba :). Rutin tuh mereka DTG bawain si adek vitamin. Pernah bawain bit A, yg trakhir kemarin minyak ikan.
Bagus sih, aku seneng tuh cara mereka jemput bola gini. Krn jujur aku kalo ga terpaksa, maless bgt ke RS ato Puskesmas ato posyandu. Krn mikirnya di sana pusatnya penyakit 🙁 . Tp dengan staffnya mau DTG lgs, ya terbantu banget sih
Nah iya bantu banget kan secara masih parno keluar rumah dan ngantri di faskes. Kalau di posyandu di kompleksku, baru bulan ini mulai door to door
stay safe and stay healthy everyone!
Posyandu buat kesehatan anak dan siapa pun itu penting untuk mengetahui kondisi, terlebih di masa pandemi prokes tetap dijaga saat periksa kesehatan
Salut kpd tenaga kesehatan mbak, semoga pandemi cepat berlalu jd gak usah lg keliling2 hehe..
Smoga semuanya tetap dalam keadaan sehat
Keren nih, kader Posyandunya berinisiatif untuk mendatangi setiap rumah yang yang punya balita dan ada ibu hamilnya.
Sejak pandemi, Posyandu di tempat saya juga berhenti, biasanya Rabu kedua setiap bulannya dan pasti pagi-pagi habis subuh diumumkan di masjid buat pengingat
Kreatif banget posyandu di tempat Mbak.
Aku kurang tahu nih, tapi seingatku gak ada ribut-ribut posyandu di perumahanku. Tapi pernah lihat juga postingan keluarga yang kerja di posyandu emang datang ke rumah-rumah.
hebat ya kader posyandu, mereka nggak dikasi honor lho
terkadang hanya ada uang “jajan”
sekilas mereka hanya bekerja sebulan sekali, padahal catatan dibawa kerumah, dikerjakan untuk dimasukkan ke form-form tertentu untu dinilai
ribet pokoknya
Semenjak sudah lama tidak punya anak balita, saya tak lagi mendengar dan melihat Posyandu. Hidup di perkotaan membuat sebagian besar orangtua beralih ke RS untuk memeriksa dan mengontrol tumbuh kembang balita.
Pandemi memang sudah mengganggu setiap tatanan kehidupan ya. Setidaknya dengan berkurangnya mobilitas banyak hal yang tak bisa lagi kita nikmati.
Membaca ulasan di atas tentang vaksinasi. Dan alhmadulillah saya sendiri sebagai seorang guru sudah divaksinasi tahap 1. Insya Allah tanggal 20 Mei 2021 ini saya dkk guru akan kembali vaksinasi tahap 2. Mohon doanya ya teman2 semoga lancar…
Oya, btw, saya setuju dengan tulisan kak nanie, bahwa dalam hidup ini ada ruang ikhtiar dan tentunya ada niat juga ya kak, supaya hidup makin sehat. Tetap baca info yang benar tentang vaksin biar gak kena hoax… keep smart 🙂
Kok aku baru kepikiran yak kalau kegiatan seperti Posyandu ini juga terdampak Covid-19. Duh, jadi ngebayangin ibu-ibu yang punya bayi. Pasti mereka perempuan-perempuan hebat. Ngomong-ngomong soal vaksin, duh aku takut banget sama jarum suntik. Gimana ya …
wuah inisiatif posyandunya patut diacungi jempol ya
gak cuma ongkang-ongkang kaki di basecamp sambil ngomel2 “ini mana ibu2nya gak datang”
melainkan jemput bola, alias datang langsung ke rumah2
keren keren