Semua hal besar dimulai dari hal kecil yang dilakukan dengan penuh kesungguhan
Bertahun yang lalu saya membaca quote ini di status facebook seorang teman. Quote yang kemudian selalu terngiang di kepala setiap kali saya memulai melakukan sesuatu atau setiap kali saya mulai membandingkan diri dengan pencapaian orang lain.
Quote yang selalu mendorong untuk konsisten melakukan apapun yang kita suka. Hal kecil yang dilakukan secara rutin dan berkelanjutan suatu saat akan menimbulkan dampak yang cukup besar.
Menanam sayuran di halaman rumah baik hidroponik atau dalam polibag misalnya. Niat awalnya untuk berhemat dan sebagai sarana healing di masa pandemi, siapa sangka ternyata bisa memenuhi kebutuhan konsumsi harian keluarga, bisa berbagi dengan tetangga plus berkontribusi dalam menjaga bumi dimulai dari halaman rumah sendiri.
Atau sesederhana membawa botol minum sendiri setiap kali akan keluiar rumah. Niat awalnya ya sama, ingin berhemat juga wkwkkww jiwa emak-emaknya sungguh kuat xD Padahal saat ditelusuri lebih jauh, membawa botol minum sendiri akan meminimalisir sampah botol minum sekali pakai. Sekeluarga ada 4 orang, ya minimal ada 4 sampah kemasan/botol plastik di hari itu yang tidak terbuang. Siapa sangka kalau langkah kecil seperti ini juga turut menjaga bumi jika dilakukan dengan konsisten.
Sampah dan Abainya Masyarakat Kita
Tahun 2017 yang lalu saya pernah menuliskan masalah sampah yang menjadi masalah klasik perkotaan. Sampai sekarang pun sampah ini ya masih tetap menjadi masalah yang membutuhkan penanganan serius. Memang pemerintah memiliki tanggungjawab besar dalam hal ini, tapi tak bisa dipungkiri bahwa kondisi masyarakat yang seringkali abai dan masih minim kesadaran dalam pengelolaan menjadikan masalah sampah menjadi lingkaran setan yang seakan tak berujung.
Satu sampah yang dibuang hari ini akan menumpuk menjadi berton-ton bila dilakukan setiap orang, setiap hari sepanjang tahun.
Indonesia sendiri berada di posisi ketiga sebagai negara dengan penyumbang sampah terbesar di dunia. Berdasarkan data dari indonesia.go.id produksi sampah di Indonesia mencapai angka 67,8 juta ton per tahun. Sampah terbesar yang dihasilkan adalah sampah rumah tangga, yaitu 38,2% dan komposisi sampah yang berasal dari sisa makanan sebesar 39,9%.
Apalagi di bulan Ramadan seperti ini ya, alih-alih menghemat dan meminimalisir karena sedang berpuasa eh sampah rumah tangga dan sisa-sisa makanan malahan meningkat. Coba deh dicek di rumah sendiri.
Invest In Our Planet, Tema Hari Bumi 2022
Peringatan Hari Bumi Sedunia jatuh pada tanggal 22 April setiap tahunnya. Awalnya, peringatan hari Bumi muncul sejak 22 April 1970 di Amerika saat memburuknya lingkungan Amerika Serikat dan kurang kesadaran akan lingkungan hidup. Nah di tahun 2022 ini tema yang diangkat adalah Invest In Our Planet seperti yang tercantum dalam situs earthday.org. Bagaimana kita bertindak berani, berinovasi, dan menerapkannya sebagai langkah yang perlu dilakukan untuk menjaga kelestarian bumi yang kian menua.
Apa yang bisa kita berikan? Apa saja langkah yang sudah kita lakukan? Langkah kecil pun tak apa, sebab setiap langkah akan dihitung dan menggenapkan sejumlah langkah kecil lainnya. Setiap aktivitas akan saling melengkapi, dimulai dari diri sendiri dan keluarga, bergabung dengan keluarga-keluarga lainnya hingga membentuk dampak yang semakin berarti dalam menjaga dan menyayangi bumi.
Talkshow Hari Bumi bersama Demfarm
Tanggal 22 April kemarin, saya ikutan talkshow Hari Bumi yang diadakan oleh Demfarm ID secara live melalui Instagram, tema yang diangkat adalah “Cerita Pejuang Lingkungan, Bersama Berinvestasi Menjaga Bumi” Cukup rame juga karena ada sekitar 207 instagrammer yang juga turut menyimak, sebagian aktif berkomentar dan menanyakan hal-hal terkait materi yang disampaikan oleh narasumber yang kompeten tentu saja.
Acara ini menghadirkan dua narasumber dengan latar belakang yang berbeda, yaitu Paskalina Agus Monika selaku Owner Seife Indonesia dan juga pak Hasman selaku Kepala Bidang Kebersihan dan Pemanfaatan Sampah DLH Kota Bontang.
Menarik sekali poin-poin yang disampaikan oleh para narasumber utamanya mba Monika yang terasa related dengan sampah rumah tangga. Kalau penyampaian pak Hasman memang lebih ke edukasi tentang pengelolaan sampah dalam skala yang lebih besar.
Edukasi Pengolahan Sampah di TPST Bontang
Secara live, pak Hasman mengajak peserta talkshow berkeling di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bontang yang sedang memproses sampah dari berbagai bank sampah.
Sampah ini terdiri dari dua jenis yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah organik merupakan limbah yang berasal dari sisa kotoran makhluk hidup (manusia, hewan dan tumbuhan) sedangkan Sampah Anorganik merupakan sampah yang dihasilkan dari bahan non hayati berupa produk sintetik atau hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang, demikian penjelasan pak Hasman.
Jadi sampah yang datang tersebut ditimbang dulu, dibongkar dan dimasukkan conveyor. Sambil conveyor terus berjalan, sampah-sampah akan dipilah oleh beberapa pekerja.
Dalam proses ini akan dipilah mana sampah plastik mana bukan, mana sampah bisa dimanfaatkan dan bernilai jual beli. Sampah plastik pun dipisah lagi yang berwarna dan yang tidak berwarna karena memiliki nilai ekonomis yang berbeda. Jadi tidak semua sampah plastik bisa diolah kembali. Sampah residu (sampah yang tidak bisa diolah) akan dipisahkan dan dibuang ke TPA.
Sedangkan untuk sampah organik. Pada proses akhirnya akan dihancurkan dan dilanjutkan proses pengomposan sebagai bahan pupuk untuk tanaman.
Inspirasi dari Seife Indonesia
Menurut mba Monika, Seife (Sustainable Life) timbul dari pandemi. Bagaimana kita bahu membahu menjaga lingkungan sekitar. Bahwa banyak hal kecil yang bisa kita lakukan untuk turut berkontribusi. Salah satunya adalah memperlambat usia suatu benda, baju misalnya. Yes, sampah tekstil dan pakaian merupakan salah satu penyumbang masalah sampah terbesar di dunia.
Atau mendaur ulang. Dari handuk tak terpakai lagi disulap menjadi keset kaki. Minyak jelantah jadi lilin aromaterapi. Sabun organic dari kulit buah naga. Kertas bekas dihancurkan jadi kertas baru, ini biasanya dicari orang yang suka painting. Sejumlah langkah kecil yang memberi aksi nyata.
Pembahasan minyak jelantah ini menarik ya, soalnya saya sendiri merasakan bahwa ini memang menjadi masalah di dapur rumah tangga. Dibuang sembarangan bisa menyumbat pipa pembuagan dan mencemari lingkungan juga. Nah Seife Indonesia menjadi pelopor bisnis sustainable yang mengubah minyak jelantah menjadi produk baru, seperti sabun dan lilin aromaterapi.
Menjelang talkshow berakhir, mba Monika berbagi tips trik menyayangi bumi dimulai dari langkah kecil yang bisa diterapkan di rumah, di antaranya:
- Membersihkan sampah di sekitar rumah
- Mematikan lampu dan alat lainnya saat tidak digunakan
- Menanam tanaman di rumah
- Matikan keran air ketika tidak digunakan
- Membeli barang dengan kemasan minimalis
Demfarm Sayang Bumi Challenge
Btw ada social movement nih yang diadakan oleh Demfarm.id dalam rangka Hari Bumi Sedunia, udah ikutan belum? Saya sudah dong, dengan mengangkat kebiasaan membawa botol minum yang berusaha saya terapkan pada anak-anak sejak dini sambil menjelaskan sesuai bahasa yang mereka mengerti mengapa harus terus melakukan kebiasaan baik ini.
Untuk yang mau ikutan Demfarm Sayang Bumi challenge, kamu cukup memposting foto maupun video di instagram yang menampilkan aktivitas yang kita lakukan sebagai wujud sayang bumi, jangan lupa mention dan tag akun @demfarm.id dan beri hastag #PupukPahala #DemfarmSayangBumi #DemfarmChallenge.
Yuk, kita jaga dan sayangi bumi mulai dari langkah kecil yang dilakukan secara konsisten, mulai dari diri sendiri dan keluarga. Semoga social movement ini menjadi gerakan kecil yang terus menyebar dan memberi dampak besar pada akhirnya.
Saya sejak kuliah sudah terbiasa bawa minum pake botol minum sendiri. Selain lebih hemat dan ramah lingkungan, botol minum juga lucu-lucu bentuknya.
yuk jadikan peringatan hari bumi untuk saling mengingatkan agar kita lebih peduli dengan kelestarian alam sekitar kita,,