Bila suatu saat anda memutuskan untuk berlibur ke Pulau Lombok, cobalah untuk menyempatkan mampir sejenak mengintip kebudayaan Desa Sade yang berada di Lombok Tengah. Desa wisata ini menawarkan pengalaman unik kepada wisatawan dengan melihat dari dekat kehidupan sehari- hari suku Sasak. Suku ini adalah suku asli yang mendiami Pulau Lombok. Lokasinya juga tidak terlalu jauh dari Bandara Internasional Lombok. Saat berkunjung, anda dapat menginap di berbagai hotel yang ada di Lombok. Tersedia banyak hotel murah, seperti terlihat di situs Traveloka.
Desa Sade terletak persis di samping jalan raya Praya – Kuta, kalau dari Mataram, jaraknya sekitar 30 km.
Semenjak tahun 1975 desa ini sudah dikunjungi oleh para wisatawan, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Rata- rata pengunjung yang datang ke Desa Sade bisa mencapai 100 orang per harinya. Namun, jika hari libur pengunjung akan meningkat, biasanya bisa sampai 200 orang.
Anda cukup menempuh perjalanan dengan waktu 20- 30 menit saja untuk sampai ke Desa Sade ini. Sesampainya di sini anda akan merasakan denyut nadi suku Sasak di desa ini. Dari pusat kota Mataram, anda dapat menggunakan kendaraan umum atau pun mobil pribadi dengan tujuan langsung ke Desa Sade.
Dan jika anda berniat melakukan perjalanan menuju Pantai Kuta dan Pantai Tanjung Aan, anda akan melewati desa ini. Anda akan merasakan keterikatan dengan desa ini.
Rumah di Sade dibangun berbaris, dan yang paling meninjol dan khas Lombok adalah lumbung padi yang didirikan di atas empat tumpukan kayu dengan atap berbentuk topi terbuat dari alang- alang atau lebih dikenal dengan rumput gajah. Saat memasuki desa ini, suasana modernisasi tidak akan anda temui, karena memang masyarakat di desa ini memilih untuk mengabaikan modernisasi dunia luar dan lebih memilih untuk melestarikan tradisi lama mereka. Sama seperti perkampungan Suku Badui dan Kampung Naga yang ada di daerah Banten.
Setiap rumah di Desa Sade terbagi menjadi tiga bagian. Bagian depan untuk kaum pria dan orang tua. Sementara bagian dalam yang harus melalui dua atau tiga anak tangga menuju bagian atas berisi dapur, lumbung dan tempat tidur perempuan. Dan jumlah rumah di Desa ini memiliki 150 rumah, dengan luas wilayah 5,5 hektar. Semua yang tinggal di desa ini adalah asli dari suku Sasak Lombok.
Baca juga : Jalan-jalan ke Bislap Maros
Walaupun setiap bentuk rumah di Desa Sade ini memiliki bentuk yang sama, tetapi terdapat pembagian menjadi tiga tipe rumah, yaitu “Bale Bonter” adalah rumah yang dimiliki oleh pejabat desa setempat. Lalu ada “Bale Kodong” untuk warga yang baru menikah atau orang tua. Dan yang terakhir adalah “Bale Tani” yang digunakan sebagai tempat tinggal biasa. Setiap seminggu sekali “Bale Tani” akan digosok dengan kotoran kerbau yang masih bau dengan dicampur sedikit air, kemudian setelah kering disapu dan digosok dengan batu. Katanya, pembersihan ini sangat berguna untuk membersihkan rumah dari debu.
Bagi wisatawan yang ingin melihat-lihat ke dalam rumah, tentunya warga setempat akan sangat senang dan mempersilahkan para wisatawan untuk melihat dan juga berfoto.
Ketika melewati gapura desa, atmosfir tradisional akan sangat terasa. Ketika masuk, anda akan dipersilahkan untuk mengisi buku tamu terlebih dahulu dan anda akan diminta untuk memberikan sumbangan yang nantinya akan digunakan untuk perawatan desa tersebut.
Untaian kain akan terlihat berjajar dan juga aneka jenis cinderamata akan ditawarkan oleh setiap rumah yang ada di desa ini. Anda bisa memilih berbagai macam jenis aksesoris seperti gelang, kalung, wadah perhiasan dan banyak lagi. Dan motif cicak di setiap aksesoris biasanya melambangkan keberuntungan menurut warga sekitar.
Nantinya, anda juga akan disuguhi dengan bunyi- bunyian musik tradisional lengkap dengan Tarian Gendang Beleq. Gendang Beleq merupakan kesenian tradisional di desa ini.
Sebagian warga Desa Sade hidup dari kegiatan bertani, pengrajin kain tenun ikat khas Lombok dan pengrajin cinderamata. Proses penenunan kain pun dilakukan dengan sangat tradisional, bahkan alatnya pun disediakan langsung oleh suku Sasak.
Tidak perlu takut jika anda berkunjung ke sini, karena nantinya akan ada pemandu yang siap menemani dan memberikan jawaban jika anda ingin bertanya tentang desa ini.
Yang unik lainnya dari desa ini adalah pintu dari setiap rumah yang ada di desa ini hanya tersedia 1 pintu saja, yaitu di bagian depan rumah.
Yang unik lagi dari desa ini adalah adanya adat kawin culik yang dijadikan sistem perkawinan suku Sasak. Dengan menyembunyikan gadis di rumah orang yang tak diketahui oleh orang tuanya lalu setelah itu pria yang ingin menikahinya tinggal mengutarakan keinginannya, tanpa harus melewati atau meminta izin dari orang tua gadis. Nantinya pasangan yang telah menikah akan menempati rumah sementara atau “Bale Kodong”
Jadi, bagi kamu yang memutuskan untuk berlibur ke Lombok, jangan lupa untuk singgah sebentar dan menikmati ragam budaya yang ada di Indonesa.
Hampir emosi.
Kirain ke Lombok nyelinap ndak permisi ke tuan rumah. Ternyata potingan berbayar.
Hahahhaha, tunggu aku di Lombokkkkk :)))