Pepatah mengatakan : Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Orang tua adalah model bagi perilaku anak. Orang tua merupakan madrasah pertama untuk anaknya. Anak belajar nilai dasar kehidupan dari orang tuanya yang menjadikan perilaku pada anak adalah cerminan orang tuanya. Bagaimana orang tua bersikap, seperti itulah yang ditiru oleh anak.
Waktu itu seorang teman bilang : Berbagi kentang gorengnya dengan adek ya? Ridwan dengan tegas bilang nda mau! Meskipun saya membujuknya agar berbagi, tetap saja dia gak mau hiks. Saat itu saya tersadar, mungkin ada yang salah dengan cara kami sebagai orang tuanya dalam memberi contoh.
Saat saya telusuri, ya memang dia selalu gak mau berbagi apapun yang dia anggap sebagai miliknya, terlebih makanan, bahkan kepada kami kedua orang tuanya.
Sebagai mamak zaman now, salah satu yang pertama kali saya telusuri saat ingin cari tau sesuatu adalah browsing di internet 😀 Saya menemukan bahwa adalah hal yang wajar saat anak usia 2-5 tahun enggan berbagi. Pada saat usia ini rasa ego anak mulai tumbuh. Selain itu, ya mereka memang belum terlalu paham tentang konsep berbagi. Pada perkembangan anak usia 2 tahun, anak sudah mulai bisa diajarkan untuk berbagi. Yang terpenting adalah jangan memaksa anak untuk berbagi, tetapi diberi contoh dan ciptakan momen untuk berbagi.
Pas baca “jangan dipaksa” bikin saya kembali tertohok. Teringat kejadian berbulan-bulan yang lalu di sebuah event. Saat itu anak seorang teman pengen tas milik Ridwan, saya bujuk untuk dipinjamkan, Ridwan ga mau. Akhirnya saya keluarkan deh snack dari tas Ridwan lalu kasi ke anak teman yang menangis tadi. Dan ini saya lakukan tanpa bilang : berbagi sama teman yaa. Pun ga minta ijin juga mengambil sesuatu dari dalam tas yang notabene adalah miliknya. Jelas Ridwan nangis sambil bilang : punyaku itu bundaaa, sambil merampas kembali snack tadi. Akhirannya dua anak kecil ini menangis dan saya bingung hahahaha. Sedikit banyak, mungkin kejadian ini turut andil mengapa Ridwan jadi enggan untuk berbagi.
Setelah saya telusuri lagi, ada beberapa kejadian yang bikin saya jadi ngeh “ ohhh ternyata selama ini memang salah kami sebagai orang tuanya”. Misalnya nih ya, saat masih batita dulu, kami sering memberi kue “ini punya Ridwan”, dan ga mencontohkan berbagi buat ayah atau bundanya. Atau saat menyuap makanan, saya selalu fokus sampai Ridwan selesai makan. Belakangan, saat saya coba icip-icip satu dua sendok dari piringnya, dia langsung teriak, punyaku ituuu, ganti yang baruuu.
Atau saya beberapa kali mengatakan saat melihat mainannya berantakan di halaman : kenapa begitu mainannnya, bereskan nak, nanti hilang atau nanti ada yang ambil. Secara gak sadar saya mengatakan untuk menyimpan rapat miliknya, awas ada yang mengincar mainanmu, Nampak sepele, tapi ternyata berdampak ke depannya. Padahal kan, bisa bilang : yuk nak bereskan dulu mainannya yang berantakan biar rapi juga diliatnya. Ga perlu tambahan embel-embel lainnya.
Mengajarkan anak untuk berbagi gampang-gampang susah yaa. Gampang karena hanya perlu dicontohkan secara konsisten ga pake bosan, susahnya ya ga boleh dipaksa.
Menyadari akar masalahnya, kami jadi mulai mencontohkan dan sering bercerita tentang berbagi. Ayah makan kue di depan Ridwan lalu berbagi sepotong kue buat bunda dan Ridwan, lalu saya dengan lebaynya berkata, wahhh terima kasih sudah mau berbagi ayah, baiknya ayahhh, enaknya lagi kuenyaa. Saat ada teman Ridwan yang main ke rumah, saya beri cemilan di piring lalu bilang, makan bersama yaaa, baru lanjut main lagi.
Kami juga menghindari pengucapan kata pelit. Mungkin sering ya dengar ada yang bilang : sekkenya inieee(dasar anak pelit), padahal dengan begini bisa jadi si anak akan mencap dirinya sendiri memang anak yang pelit dan makin enggan berbagi.
Saya juga mengajarinya untuk meminta ijin setiap kali ingin kue ayah/bunda atau meminjam barang milik orang lain. Boleh pinjam kakak? Boleh minum teh ayah? Boleh jajan bunda? Boleh pinjam buku bunda? Dan semacamnya.
Perlahan-lahan sih Ridwan mulai paham soal berbagi ini. Mulai mau berbagi kuenya jika ada teman yang main ke rumah, mulai mau berbagi makanannya buat ayah atau bunda, mulai mau meminjamkan mainannya. Jangan lupa untuk diapresiasi setiap perbuatan baik yang anak lakukan.
Konon, di bawah usia 6 tahun anak-anak belum mampu berempati secara sejati. Mereka belum mampu berbagi tulus yang menyiratkan empati, mereka berbagi hanya karena orang dewasa mengkondisikan demikian. Ya ga apa sih menurutku, dengan terus mengajarkan dan mencontoh anak berbagi merupakan salah satu cara mendidik anak usia dini di mana anak masih menyerap semua dengan baik. Ini adalah peran penting orang tua dalam membentuk karakter baik pada anak. Berbagi tak harus menunggu sampai usia dewasa atau bahkan menunggu tua. Mengajari anak berbagi sejak dini, juga berarti mengajari anak untuk selalu bersyukur.
Masih ingat kan kalau anak-anak mudah sekali meniru apa yang dia lihat dan dia dengar. Sikap dan perilaku anak banyak dipengaruhi oleh lingkungannya, yang paling dominan adalah lingkungan keluarga.
Semoga kita semua termasuk orang tua yang selalu berusaha untuk menjadi role model yang baik dan suri tauladan bagi anak-anak kita yaaa. Pendidikan karakter ini memang tidak mudah ya, jadi peer banget bagi setiap orang tua. Membimbing anak agar menjadi anak hebat dengan tanggap yang lengkap, tidak hanya Cepat Tanggap, tetapi juga memiliki Rasa Peduli yang tinggi dan Tanggap Bersosialisasi dengan sesama dan lingkungannya.
Selain stimulasi yang tepat, nutrisi juga penting lohhhh. Saya sudah pernah menulis tentang ini, baca di sini yaaa : Kecukupan Nutrisi, Pondasi Penting Tumbuh Kembang Anak.
Nahhh nutrisi Bebelac baru yang disempurnakan yang mengandung Minyak Ikan & Omega 6 yang ditingkatkan. Omega 3 dan 6 penting sebagai nutrisi otak anak. Selain itu ada pula FOS:GOS 1:9 serta 13 Vitamin dan 9 mineral turut mendukung anak tumbuh hebat dengan Tanggap yang Lengkap. Sudah tau infonya belummmm, bisa baca info selengkapnya di about tips raising kid with Tanggap yang Lengkap.
Punya cerita soal si kecil yang sulit berbagi juga gak? Yuk berbagi di kolom komentar, kita bisa saling support sebagai sesama orang tua yang sedang berusaha mendampingi anak bertumbuh menjadi anak hebat dengan tanggap yang lengkap 🙂
Mengajari anak berbagi harus dicontohkan oleh ibunya ya, bukan dgn memaksa..Pelan2 anak akan mengikuti.
nah iya mba, anak mencontoh dari apa yang dilihatnya
Ngajarin sesuatu ke anak emang butuh effort tersendiri ya, haha
iyya betul, harus sabar, sabar, dan sabar 😀
kata-kata sepele yang kurang tepat memang kadang keluar tanpa sadar ya mom, akupun sering melakukan kesalahan yang sama hiks…
iyya kadang kurang bisa bersabar, apalagi saat sedang buru-buru dan di saat bersamaan anak tantrum hiks
anak usia 2-5 th memang egonya masih tinggi ya ortu harus sbr mengajarkan berbagi sampe anaknya paham
nah itu, kata kuncinya emang harus sabar ya
Wah ternyata hampir semua ibu pernah khilaf yaaaa #grouphugs
Mari sama2 belajar dan membenahi diri 😀
Btw anak2ku jg minum Bebelac 😀
iyyaaa, kadang suka merasa apa ibu-ibu lain jg pernah ya seperti ini hiks Kadang ya susahhhh meahan diri saat anak mulai tantrum
mengajari anak memang hrs dengan memberikan contoh ya mom biar mereka lebih cpt merespon
Nah betul, jadi mereka bisa liat juga kalau orang tua melakukan, bukan hanya menyuruh anak 😀
sama mam, saya juga masih kesulitan dalam mengajak anak untuk berbagi. kali emaknya suka jadi pelit untuk sesuatu yang dia minta heuheu jadi serba salah 🙂
nah mungkin gak sih dia juga “belajar” saat dia minta sesuatu dan emaknya gak mau kasi karena belum waktunya? 😀
Bagaimanapun juga peran orang tua dan lingkungan sekitar emang penting banget untuk perkembangan sosial si kecil
btul mba, anak mencontoh dari orang tua dan lingkungannya
Pernah baca kalau anak memang ada fase ‘sekke’ nya. Orang tuanya yang berperan kasi informasi mana yang boleh dibagi dan mana yang tidak, termasuk memberi contoh dan mengajarkan empati. Sehat dan bahagia selalu Ridwan!
iyya, ada fase rese’nya juga, dan Ridwan lagi masa-masa ini, pusing mamak hehehhe makasih Ifa :*
Mamah zaman now harus rajin cari referensi terbaru mengenai ilmu pengetahuan tentang parenting ya, Mbak, biar tak tertinggal dalam hal mendidik anak dengan baik. Karena selain nutrisi yang seimbang, anak juga butuh stimulasi yang tepat. Semoga Ridwan sehat selalu dan tumbuh jadi anak cerdas dengan tanggap yang lengkap ya
Apalagi ilmu parenting juga terus berkembang, ga update ya ketinggalan informasi. Aamiin, terima kasih mba Monica
Saya setuju mbak, mengajarkan hal baik pada anak kadang memang harus memberikan contoh.Hal baik dimulai dari kita.
Apalagi yang dilihat terkadang lebih terekam baik ya dibanding hanya sekadar diomongkan saja
Untuk menjadi ortu yang baik emang gak ada sekolahnya. Kita cukup memperlihatkan prilaku yang baik kepada anak, maka anak akan mencontoh. Termasuk dalam hal herbagi 🙂
Betul kak, menjadi orang tua berarti harus terus belajar
Ah iya terkadang orang tua lupa anak belajar berbagi dari melihat orang tuanya. Masih ada waktu perbaiki. Anakku begitu usia 3 th jadi doyan berbagi.
anak belajar dari apa yang dia lihat dan dengar, anakku sekarang sudah masuk 4 tahun sudah lumayan mau berbagi 😀