Belanja ke pasar tradisional adalah salah satu memori di masa kecil yang menyenangkan. Saya suka menyaksikan hiruk pikuk pasar, warna warni buah-buahan, kue dan makanan tradisional, dan aktivitas jual beli. Kebiasaan ini coba saya teruskan ke si anak kecil, semoga bisa menjadi memori menyenangkan yang terus tersimpan hingga dewasa kelak.
Sampai sekarang pun, saya masih suka belanja bumbu dapur dan barang kebutuhan lainnya di pasar. Berjodoh dengan Anbhar yang juga menyukai aktivitas ke pasar. Kalau lagi libur kantor di hari Jumat, kami ke pasar pagi Batangase sama-sama. Tapi lebih sering, Anbhar yang mampir di pasar sepulang kantor membelikan sayuran atau bumbu dapur yang sudah habis.
Ridwan pertama kali dibawa ke pasar tradisional usia 7 bulan, di pasar pagi Tello. Waktu itu makim masih tinggal di Antang. Dan kebiasaan ini berlanjut sampe sekarang. Sama seperti saya saat kecil dulu, Ridwan juga selalu bersemangat setiap kali saya bilang, ke pasar yukkk, bunda mau beli ini, ini dan ini.
Baca juga : Lagi cari hadiah untuk anak? Ini dia inspirasi hadiah untuk anak 5 tahun.
Banyak manfaat mengajak anak ke pasar tradisional yang bisa didapatkan baik untuk ibu maupun untuk si anak sendiri.
Sosialisasi
Bersosialisasi dan bertemu banyak orang, adalah salah satu yang terpenting. Mamak-mamak atau nenek yang jualan di pasar kadang menyapa Ridwan saat dia sedang berceloteh menyebutkan nama sayuran, atau excited melihat benda atau benda yang jarang dia lihat. Belajar bersosialisasi akan memudahkan anak cepat beradaptasi di suatu lingkungan baru sekaligus tidak gagap keramaian.
Percaya Diri
Poin penting lainnya adalah menumbuhkan keberanian dan membangun rasa percaya diri. Saya terkadang membiarkan Ridwan berjalan sendiri sambil mengamati. Kadang dia pede saja jalan lurus ke depan padahal saya mau berbelok, kalau begitu saya panggil hai haiiii salah arahhh, belok kanan kalau mau ke penjual ikan. Biasanya dia akan nyengir dan segera berbalik arah. Di los penjual ikan inilah Ridwan paling senang. Bisa liat macam-macam ikan dari yang besar sampai paling kecil, cumi-udang, kepiting, kerang dan lain-lain.
Mengenalkan Aktivitas Jual Beli
Kadang saat masih asik milih, saya mengarahkan Ridwan untuk membayar. Tolong kasi nenek uangnya nak. Dengan begini dia akan belajar tentang aktivitas jual beli.
**
Banyak kannnn, manfaat yang bisa didapatkan dengan mengajak anak ke pasar tradisional. Jadi jangan ragu yaa. Etapi jangan lupa, pastikan anak sedang kondisi fit sebelum mengajaknya. Kan ga bisa dipungkiri juga kalau di pasar itu kadang becek, panas dan banyak lalat. Selamat berbelanja di pasar tradisional bersama anak 🙂
Baca juga kisah Ndy Pada saat mendampingi anak menghadapi ujian sekolah. Pekan depan kan sudah mulai minggu ujian tuh, baca yuk, ada tips-tipsnya juga 🙂
Fadel juga suka ke pasar Daya ikut saya belanja. Tapi suka perhatiin warung yang ada jualan permen. Pasti minta dibeliin hahaha.. Modus dia :))
HAhaha sambil menyelam minum air tawwa, sambil temani ummi belanja bisa sambil beli permen juga :))
Sekarang Fadel sudah bisa belanja sendiri di warung dekat rumah. Apalagi sejak ada minimarket di depan lorong, waduuuh.. makin pinter dia jajan sendiri. Huhuhu
menyenangkan memang nah kalau jalan2 ke pasar tradisional
asal jangan kayak pasar tradisional di Paniai
sudah crowded, ada pula banyak babi berkeliaran hahaha
untung sekarang sudah jauh lebih bagus karena sudah diaspal, jadi nda becek lagi
Kadang saya juga mengajak anak-anak ke Pasar Tradisional. Semuanya happy ji. Kecuali yang pertama agak reseki kalo di ajak ke penjual ikan sama ayam. ndak mau sekaliki . Dia bilang Bucuuuuk..
Kapan yah terakhir kali saya ke pasar? Huhu ndak tau kapan… T_T
Padahal dulu saya paling suka ikut ibuku ke pasar karena bisa jajan macam-macam dan ndak pernah ditolak kalo minta ini itu di pasar.
Mungkin sudah waktunya mi kembali ke pasar saya ini, sekalian ajakin anak.
Saya dulu anak pasar, tinggal di Jl. Kubis. Sampai pindah ke rumah yang sekarang masih sering ikut Pace jualan di lods di Pasar Terong. gambaran Ummi Nanie bikin saya berpikir ‘mungkin ini salah satu faktor yang membuat saya seperti sekarang’
Sudais juga kadang klo kerumah mertua atau mama saya bawa kepasar kak, dia senang liat ikan dan naik becak tepatnya . Kalau hari minggu kadang ada ayam yg masih hidup dijual, itu yg paling disukai sudais
Kalau dimakassar ga pernah injak psar hiks, kejauhan smua dari rumah
duozam juga sudahmi diajak belanja di pasar begini
pas pagipagi skali gitu, ala ala CFD tapi di pasar pallangga haha
dia bilang banyak sayur tapi ndak mau makan sayur hahhaa
mengerut terus bede keningnya karena berusaha memahami
perbedaannya dengan mall hhahahaha.
Mantap dah.. Yuk belanja ke pasar tradisional.. Pasar tradisonal semakin di lupakan generasi muda padahal harga pasar tradisional kadang ada yang lebih murah.. Cuma mungkin pelayanan dan suasana yang berbeda dengan pasar modern..
Perkenalkan saya Iyan anak pasar, dari kecil sampai tamat kuliah rumah saya seperti menjdi bordernya pasar, berbatasan langsung.
Satu hal yang baik mengajak anak ke pasar, adalah melatih kepekaan mereka, melatih kepekaan indra2 mereka juga melatih kepekaan hati dgn melihat kondisi yang tidak selalu teratur, tidak selalu sejum, tidak selalu bersih layaknya di mall.
Ujung2nya anak bisa mengerti banyak hal, dan tidak manja hanya karna tau ttg mall
Dulu sewaktu kecil, saya juga senang ikut ke pasar. Paling senang kalau sudah dapat cumi-cumi, pasti merengek minta dibelikan cumi.
ada tambahan saya kak, kalau ke pasar juga menambahkan belajar bahan-bahan pokok dan memilih menu sendiri untuk makan itu hari kak hahah tapi betul ke pasar banyak manfaat bagi anak-anak dan terutama untuk mamaknya… hehehe
btw, enaknyami tampilan blog barunya kak nanie, baruku lagi berkunjung gankk…
Saya juga suka diajak ke pasar sama mama ku dulu, ka dekat Ki dari TK ku dan mamaku jualan di pasar hehe
Pernah ka juga tulis soal pasar, pasar tradisional, diblog lama, kapan2 saya posting di blog baru hehe