Digital Era – Era Kemudahan
Kata orang, sekarang jamannya digital era. Jaman di mana kemudahan ada di mana-mana. Kata saya, iya, ini berlaku bagi yang paham akan penggunaan dan perkembangan teknologi. Bagi yang belum paham? Ya tetap saja susah.
Coba kita bandingkan. Gak usah jauh-jauh, antara saya dan mamak saya misalnya.
Saya ingin ngemil, tinggal connect ke twitter untuk mention account cemilan yang ada di Makassar trus duduk manis nunggu cemilan diantar. Saya ingin nonton konser artis dan gak mau ngantri tiketnya, atau saya ingin berbelanja kebutuhan sehari-hari tapi gak sempat ke supermarket? tinggal mention akun yang melayani seperti @tanyabudi @mks_delivery atau @antarkan. Saya ingin belanja furniture, gadget dan alat elektronik lainnya, tinggal buka websitenya, klik-klik beberapa kali dan duduk di rumah menunggu diantarkan.
Hal yang berbeda pada mamak saya dan mamak-mamak lain yang ada di kampung. Ingin cemilan, ya buat sendiri atau ke pasar. Ingin belanja kebutuhan sehari-hari ya ke pasar. Ingin belanja baju, furniture, gadget dan kebutuhan lainnya ya mesti ke kota yang berjarak puluhan kilometer.
Saya sebagai konsumen, mendapatkan banyak kemudahan karena digital era ini. Saya dapat mengerjakan beragam hal lainnya, sembari menunggu datangnya barang yang saya pesan melalui internet. Nah, bagaimana jika dibalik? Berapa banyak kemudahan yang produsen dapatkan dengan adanya kemudahan teknologi dan informasi?
Digital Era- Jeli Melihat Peluang
Seorang pebisnis harus jeli melihat peluang yang ada di depan mata jika ingin terus berkembang maju. Internet mempermudah dalam hal pemasaran produk. Sebuah website dapat menjadi marketing 24 jam, dengan memanfaatkan sosial media sebagai pendukung.
Jeli melihat peluang ini juga dapat diterapkan di desa-desa. Akan terbuka banyak lapangan pekerjaan. Orang-orang desa tak perlu ke kota untuk mencari pekerjaan, yang belum tentu diperoleh karena skill yang kurang memadai. Tentu untuk mewujudkan ini diperlukan pemerataan informasi ke daerah terpencil agar masyarakat di sana juga menyadari peluang yang ada dan memiliki kemudahan mengakses informasi dari luar.
Kita sudah sering mendengar atau membaca tentang petani di desa yang menjual murah hasil pertaniannya kepada tengkulak padahal hasil pertanian tersebut sedang melonjak harganya berkali lipat di pasaran. Atau mendengar bagaimana hasil pertanian yang membusuk karena tidak dapat dipasarkan dalam waktu yang tepat.
Dengan meratanya pembangunan sektor telekomunikasi dan informatika di pedesaan, masyarakat jadi bisa mempelajari hal-hal baru yang berkaitan dengan pemasaran, peningkatan hasil pertanian, perdagangan dan hal-hal lain yang mendukung dan pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas dan taraf hidup masyarakat pedesaaan.
Petani yang telah melek tentang informasi dan teknologi dapat mengatur pemasaran hasil pertaniannya hanya dari rumahnya. Petani dapat memasarkan melalui internet untuk memperoleh pembeli yang tepat dengan harga yang pas. Tak perlu menjual murah pada tengkulak, atau membawa berpuluhkilometer jauhnya yang beresiko hasil pertaniannya akan membusuk di perjalanan. Ini juga akan menjadi pelajaran penting buat para tengkulak bahwa petani di pedesaan juga telah melek harga.
Petani yang telah melek Informasi dan teknologi juga akan memperoleh kemudahan dalam hal akses infomasi, mempelajari dan mencari informasi yang berkaitan dengan peningkatan produktivitas hasil pertanian. Ada banyak ilmu yang bertebaran di internet dan dapat diperoleh secara gratis. Yang perlu dilakukan hanyalah searching dengan kata kunci yang tepat.
Saya membahas pertanian karena Indonesia adalah Negara agraris, sebagian besar masyarakat Indonesia (masih) hidup dari hasil pertanian.
Bagaimana dengan para pengrajin dan industri kreatif lainnya? Seperti pengrajin furniture di Jepara misalnya. Atau pengrajin kain songket, ulos, kain Toraja, kain Dayak, kain batik dan lain-lain yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia yang kaya dengan corak khas masing-masing daerah. Tentu berlaku hal yang sama.
Mereka bahkan dapat memasarkan langsung ke luar negeri sambil memperkenalkan budaya khas derahnya. Tidak menutup kemungkinan orang-orang akan tertarik untuk datang melihat langsung proses pembuatannya, mempelajari budaya dan menikmati keindahan alam daerah tersebut. Dengan demikian pintu pariwisata akan terbuka lebar karena adanya peran langsung masyarakat yang ada di daerah.
Digital Era – Peran Depkominfo melalui ICT USO
Di sinilah Depkominfo berperan penting sebagai badan yang memiliki wewenang dalam pertumbuhan dan pemerataan teknologi informasi. Ini memang kemudian menjadi tantangan besar, megingat Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan luas 1.919.440 km persegi. Isu utama yang kemudian muncul, tentu saja berkaitan dengan biaya pembangunan demi meratanya pembangunan infrastruktur.
Menurut data Depkominfo, hingga akhir tahun 2008 masih terdapat lebih dari 31 ribu desa yang belum memiliki fasilitas telekomunikasi dan internet. Kondisi ini secara langsung membatasi aksesibilitas masyarakat perdesaan akan informasi dan akhirnya akan mengakibatkan semakin lebarnya kesenjangan digital antar daerah.
Karena itulah kemudian dicanangkan program USO (Universal Service Obligation) sebagai salah satu langkah Pemerintah dalam memeratakan hasil pembangunan di bidang telekomunikasi dan informatika. Dengan adanya langkah ini, masyarakat yang selama ini tidak pernah tersentuh dengan dunia luar, bisa menghirup udara kebebasan berkomunikasi, tanpa batas, dan hambatan.
Pemerintah dan Penyedia jasa telah melakukan kerjasama porgram USO dengan menyediakan Pusat layanan Internet Kecamatan (PLIK) dan Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan (M-PLIK). Meskipun masih terus disempurnakan, adanya pusat layananan ini tentu sangat membantu masyarakat terpencil dalam mengakses informasi dari dunia luar.
Yang menyenangkan adalah ke depannya akan dikembangkan penyediaan area WIFi di sejumlah ruang publik seperti kantor pemerintahan, tempat layanan transportasi, tempat layanan kesehatan, tempat layanan pendidikan, dan tempat rekreasi. (Saya jadi ingat dengan program Wimax yang isunya pernah berkembang beberapa tahun lalu, apa kabarnya ya? :D)
Tentu pihak Depkominfo tidak bisa bekerja sendirian. Kita, sebagai masyarakat yang terlebih dahulu melek teknologi dan informasi diharapkan dapat berpartisipasi aktif menunjukkan kepedulian dalam hal mengedukasi dan menyebarkan informasi mengenai pentingnya mempelajari teknologi informasi. Di sisi lain, dibutuhkan kesadaran dari masyarakat pedesaan bahwa memang penting untuk mengetahui dan mempelajari teknologi informasi demi akses mudah ke dunia luar yang selama ini belum mereka miliki.
Digital Era – ICT USO Expo 2013
Tahun ini, ICT USO Expo 2013 dipusatkan di Makasar dengan tema yang diangkat adalah “Melalui ICT USO EXPO 2013 meningkatkan produktivitas nasional dengan pemanfaatan teknologi“. Pameran teknologi terbesar ini diadakan selama 3 hari, mulai tanggal 23 – 25 Mei 2013 di Gedung Celebes Convention Centre (CCC).
Peserta pameran ICT USO Expo 2013 adalah Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian yang terkait dengan program KPU / USO, Pemerintah daerah yang menerima fasilitas program KPU /USO, Perusahaan pelayanan jasa telekomunikasi dan informatika, Provider Telekomunikasi, Provider ISP, Perusahaan Pendukung Pelayanan Telekomunikasi dan Informatika, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Lembaga Pendidikan yang memiliki program ICT, Pelajar se-kota Makassar, Media cetak dan elektronik dan juga komunitas-komunitas yang berkaitan dengan informasi dan teknologi.
Menurut Syukri Batubara, Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kemenkominfo, kegiatan ICT USO EXPO 2013 ini dilakukan untuk membuka jalur distribusi, perdagangan, dan perekonomian yang lebih maju.
Kegiatan CT USO Expo 2013 ini diharapkan akan menggugah keperdulian masyarakat dan pemangku kepentingan, terhadap pentingnya pembangunan dan pemerataan akses telekomunikasi, pos, penyiaran dan informatika perdesaan di Indonesia.
Tentu kita semua berharap hal yang sama, bahwa ICT USO Expo bisa menjadi sebuah wadah yang menjembatani semua pihak dalam hal ini pemerintah, layanan jasa telekomunikasi dan provider, dan pihak-pihak terkait demi terwujudnya pemerataan telekomunikasi bagi masyarakat pedesaan .
Masih mengutip Syukri Batubara, dengan meratanya telekomunikasi, masyarakat yang terisolir bisa melakukan transaksi perdagangan dan perekonomian dengan baik dan tentunya bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar. Semoga 🙂
Sumber:
http://ictusoexpo2013.com/
http://koranindonesia.com/2013/05/23/meriah-ict-uso-expo-2013-di-makassar/#.UaA5eNil1H1
http://kominfo.go.id/berita/detail/3966/Kemenkominfo+butuh+payung+hukum+penyediaan+area+WiFi
menarik sekali ulasannya.. sukses blognya.. 🙂