Pulang, Ilong masuk Rumah sakit, kecelakaan!
Juli 2011. Sebaris sms itu membuatku tersentak dan memutuskan untuk pulang kampung ke Palopo malam itu juga. Ilong adalah ponakan saya, anak sulung dari kakak saya yang baru saja naik kelas 2 SMA. Menurut berita yang saya terima, malam itu – jam 11 malam – dia sedang berboncengan dengan temannya dan tiba-tiba ditabrak mobil. Entahlah, ditabrak atau menabrak.
Sejak awal, saya memang tidak setuju ketika Ibu berencana membelikannya sepeda motor. Bukan apa-apa, umurnya baru 16 tahun. Belum cukup umur, ditambah lagi dengan teman bergaulnya yang kebanyakan anak racing-racing. Dan ternyata, motor tetap jadi dibeli dengan beragam aturan dan janji. Tapi yaaa begitulah, janji tinggal janji pada akhirnya.
Setiba di RSU Palopo, saya langsung menuju bangsal tempatnya dirawat. Ingin marah rasanya tapi tidak tega ketika melihatnya terbaring di tempat tidur. Lutut kanannya diperban dan banyak luka-luka lecet di kedua kakinya. Dia tampak kesakitan setiap kali menggerakkan kaki. Dokter memperkirakan di kaki kanannya ada urat tendon yang putus, akan tetapi masih butuh pemeriksaan lebih lanjut. Untung saja tempurung lututnya tidak bergeser atau retak. Selebihnya hanyalah luka-luka luar yang akan segera sembuh.
Jadilah saya menemaninya di rumah sakit selama kurang lebih seminggu. Ada 9 ranjang di bangsal tempat ponakan saya dirawat, semuanya terisi penuh. Rata-rata korban kecelakaan atau tabrak lari. Yang menarik adalah hampir semuanya masih muda, masih usia sekolah.
Ada yang kakinya patah, digips dan digantung batu di ujung ranjang. Dia sama sekali tidak boleh bergerak. Jadi bila akan ke BAB, dia akan diangkut ke kamar mandi bersama ranjang yang ditempatinya. Masih muda, saya memperkirakan umurnya sekitar 20 tahun.
Ada juga yang tulang rahangnya entah lepas entah retak. Yang jelas rahangnya dibalut perban dan dia tidak bisa menggerakkan mulut. Jadi setiap kali dia akan makan, sendoknya langsung didekatkan ke tenggorokan. Makanannya harus yang cair supaya bisa langsung masuk tenggorokan tanpa dikunyah lagi. Mukanya penuh baret-baret bekas luka. Menurut ibunya, dia kecelakaan ketika sedang naik motor dan terseret di aspal. Masih muda juga, awal 20-an tampaknya.
Ada yang selalu muntah-muntah, kadang tercampur darah. Mungkin luka dalam. Anak muda, masih usia belasan tampaknya. Saya tidak banyak berinteraksi dengannya maupun keluarganya karna dia langsung dipindahkan ke kamar vip.
Kemudian, teman ponakan saya (yang malam itu berboncengan ketika kecelakaan), masih 16 tahun sama seperti Ilong. Tulang telapak kakinya retak, antara ibu jari dan telunjuk. Dan luka di ibu jari kakinya membusuk sehingga ibu jari kakinya harus diamputasi.
Dan masih lagi beberapa pasien kecelakaan lalu lintas lainnya.
Miris rasanya. Di usia semuda itu, mereka harus kehilangan salah satu anggota tubuh. Di usia produktif yang seharusnya aktif berkegiatan, mereka malah terbaring di tempat tidur selama berminggu bahkan berbulan-bulan. Merepotkan orang tua dan keluarga secara fisik dan mental, yang harus memberikan perhatian extra dan kekhawatiran akan masa depan mereka nantinya.
Salah satu hal yang mungkin menyebabkan banyaknya terjadi kecelakaan lalu lintas adalah kurangnya kesadaran berlalulintas dan kurangnya edukasi tentang etika dan disiplin dalam berkendara. Untuk itulah dibutuhkan kerja sama antara orang tua, guru di sekolah dan pihak kepolisian.
Kadang-kadang para orang tua dengan gampangnya meluluskan permintaan anaknya untuk dibelikan motor atau mobil. Alasan yang diberikan anak: malu karna cuman dia yang tak berkendara ke sekolah, bila tak dipenuhi kemudian ngambek dan tak mau ke sekolah. Ditambah lagi dengan pihak dealer yang memudahkan pembelian motor/mobil secara kredit. Cuma butuh KTP, KK dan uang panjar maka voilaaa, motor/mobil akan diantarkan ke rumah. Jika si Anak sudah cukup umur untuk memiliki SIM, orang tua seharusnya memberikan pengetahuan dasar tentang safety driving yang informasinya dapat diperoleh di buku ataupun di internet. Juga memberikan penjelasan tentang pentingnya mematuhi aturan lalulintas agar tidak membahayakan nyawa sendiri maupun nyawa orang lain.
Dilain pihak, peran guru juga tak kalah pentingnya. Perlu diterapkan aturan yang tegas tentang boleh tidaknya membawa kendaraan ke sekolah. Kecemburuan bisa timbul dari lingkungan sekolah. โSi A kok bawa motor ke sekolah, padahal bapakku lebih kaya dari diaโ. โSi B pake motor racing, kalau diadu dengan motor saya, mana yang menang yaโ, dan lain sebagainya.
Pihak kepolisian juga harus tegas. Aturan harus ditegakkan. Jika memang tak memenuhi syarat ya jangan diberikan sim. Jika memang melanggar ya harus ditindak dan diberikan sanksi yang sesuai agar memberikan efek jera. Dan alangkah baiknya jika pihak kepolisian aktif bekerja sama dengan pihak sekolah-sekolah untuk memberikan edukasi tentang pentingnya etika dan disiplin berlalulintas serta membangun kesadaran berlalulintas sejak dini. Misalnya memberikan penjelasan tentang konsekuensi hukum yang akan diterima bila menyebabkan kecelakaan yang merenggut nyawa orang lain dan juga menjelaskan tentang potensi terjadinya cacat pada diri sang anak.
Memang susah untuk memulai. Langkah pertama selalu sulit. Tapi jika tidak sekarang, kapan lagi? Jika bukan kita, siapa lagi? Mari menjaga generasi muda harapan bangsa ๐
Postingan ini diikut sertakan pada :
Lomba Blog Dalam Rangka Operasi Zebra 2011 “KESELAMATAN BERLALULINTAS”.
tulisannya bagus kakak…
semoga menang..:D
Mantap mentong *kipas2 pake galaxi*
Ah sy skip dilomba ini kak krn kesibukan kantor bah, di tunggu info2nya lagi dimilis kanda. semoga menangki. Amin ya Allah ๐
@ Daeng Ipul: Makasih kakakkkk, aminnnnn ๐
@Cyaam: Saya lagi na last minute pi baru nulis hahahaha :))
Tulisannya keren! Semoga menang ya kakak Nanie ๐
sy juga nda ikut lomba ini, sudah mulai nulis, tiba2 Fadel rewel ๐
*curhat*
@Ndy : banyak halangannya untuk bikin tulisan ini hahahha Aminnnn. doakan saya ya kakakkk :*
Maknyus..
Eh salah.. Mantap..
Good luck kakak ๐
Kak naniiiiiiii, selamat nah sdh menang…. ๐
nda tau kenapa juga semua anak2 jadi pemablap lorongmi… mungkin bangga dengan aksi2nya atau apa. Di sekitar kompleksku saja anak SD sudah bawa motor ke sekolah. Kalo saya perhatikan ekspresinya orang tuanya, sepertinya dia bangga dengan anaknya yang masih SD sudah bisa bawa motor… pernahka juga hampir kecelakaan gara2 anak dibawah umur bawa motor mau belok tapi ambil lajur kanan. Itu anak jatuh tapi saya liat2iji… ternyata nda bisapi juga na angkat motornya. yang lebih parah lagi, dia nda bisa starter kaki. mungkin bagus kalo pemerintah buat arena balap resmi untuk anak2 supaya bakatnya tersalurkan. jangan lupa siapkan rumah sakit disebelah arena balap… kita bagi2 rejeki juga ke dokter karna pasti banyak orang yang jatuh…
seram jg bacanya…..
teringat dahulu aq dibelikan motor (masih SMP), tp saya tidak lantas membawanya ke sekolah…
sebatas rumah ke toko, toko ke sekolah jalan kaki…
menggunakan motor ke sekolah tidak nyaman, enak rasanya klo jalan kaki bersama teman-teman..