8 Januari 2018. Delapan hari sudah memasuki tahun 2018 dan ini adalah postingan perdana saya di tahun ini 🙂
2017 dengan beragam suka duka, sedih dan bahagia. Setiap peristiwa yang tadinya terasa berat ternyata bisa dilalui dan disyukuri. Alhamdulillah keluarga kecil ini tetap bertahan melewatinya.
Saya akhirnya jadi benar-benar paham bahwa bungkus yang nampak manis baik maka isinya belum tentu demikian. Jika dilihat oleh orang lain, kami baik-baik saja, kami bahagia, kami senang. Padahal ada saat di mana kami tidak baik-baik saja, kami tidak bahagia. Ada keadaan di mana hidup terasa menghimpit, saya menangis dalam hati dan bertanya-tanya, besok bagaimana? Saya harus bagaimana?
Sepanjang 2017 saya beberapa kali bolak balik Palopo – Makassar, Mamak yang mulai sakit-sakitan dan kakak yang tiga empat kali masuk rumah sakit. Juga pernikahan ponakan dan melayat ke rumah om yang meninggal karena sakit.
Semangatlah yang membuat saya melangkah maju dan terus berharap bahwa semua akan membaik. Budi baik dari beberapa teman baik moril dan materil sungguh tak akan terlupakan. Terima kasih untuk mengerti dan selalu ada.
Beberapa peristiwa meninggalkan kesan istimewa di hati. Saya perhatikan gallery foto di hape, didominasi oleh foto saat menghadiri event, craft, kuliner, dan jalan-jalan. Pun kopdar dengan teman-teman yang muncul dari masa lalu, semacam blast from the past hehhehe.
Siap-siap ya, postingan ini akan berisi banyak foto-foto hehehehe.
Di awal tahun, momen kopdar dengan Teh Tiza adalah salah satu yang istimewa. Kami terakhir ketemu pas event Pesta Blogger 2010. Tiza, Blogger asli Sunda yang dulu domisili Makassar hingga tahun 2007, yang menemani berjuang pada awal Komunitas Blogger Makassar terbentuk. Ikutan sibuk saat launching komunitas ini maupun berbaik hati menerima kami merusuh di kantornya hampir setiap hari menjelang event pertama berupa seminar di PTC.
Saat pencarian dana untuk event pertama di tahun 2007, kami sempat berjualan kuisi alias Kue Puisi di Car Free Day Pantai Losari. Kuisi adalah kue-kue tradisional yang dikemas rapi lalu diselipkan selembar kertas bertuliskan puisi dari Aan Mansyur, si pemberi ide berjualan Kuisi. Hanya laku dua apa tiga paket, saya juga lupa. Karena kasian pada kami yang sudah begadang menyiapkan lalu bangun sepagi mungkin ke Losari, Teh Tiza memborong semua Kuisi yang ada lalu meminta kami membagikannya pada tukang becak yang kami temui di sepanjang jalan pulang.
Ini salah satu topik yang kami bahas saat bertemu di Baba The Cafe. Termasuk menanyakan kabar beberapa teman di jajaran awal AM terbentuk, sekarang sudah pada di mana. Mengenang perjuangan saat itu, sekarang jadi terasa lucu dan begitu berkesan. Teh Tiza napak tilas ke Makassar dan menyempatkan diri untuk kopdar.
Momen lain bertemu kawan lama adalah reuni 17 tahun SMAK angk. 32. Reuni yang dipersiapkan selama berbulan-bulan akhirnya terlaksana dengan lancar dan meninggalkan kesan mendalam di hati teman-teman. Kami memulainya dengan bertemu di sekolah untuk tour de school lalu mengakhirinya dengan makan malam di taman MaxOne Hotel.
Rasanya lucu, melihat teman-teman SMAmu 17 tahun yang lalu, sekarang datang ke sekolah dengan menggendong atau menggandeng anaknya. Nostalgia bertebaran, eh dulu kita begini yaa, eh di sini dulu ada ini yaaa. Saya sempat mencari letak kelas kami di pojok sekolah yang sudah berubah fungsi. Kata seorang teman, ga usah cari-cari Nanie, penuh dosa di situ hahhaha, untung ya saya ga ada mantan di SMA jadi ga ada yang baper saat reunian X))
Di bulan September saya belajar kerajinan baru melalui event Bom Benang Komunitas QuiQui, menganyam eceng gondok. Sudah lama sebenarnya saya penasaran dengan teknik menganyam ini, baik rotan maupun eceng gondok. Saat ada kesempatan datang manalah mau saya melewatkannya.
Berbeda dengan merajut yang selama ini saya tekuni, menganyam memberikan sensasi berbeda dan saya menyukainya. Setelah menimbang-nimbang, saya memutuskan untuk lebih serius di bidang ini. Akhirnya brand Bengkel Craft memiliki tujuan yang pasti 😀 Beberapa waktu kemudian, kesempatan datang lagi. Saya ditawari untuk mendampingi seorang pengrajin DEKRANASDA Kota Makassar untuk memberikan workshop. Tentu saja saya sambut dengan senang hati. Lagi-lagi saya belajar banyak dan mempermantap dasar yang sudah ada. Modal inilah yang saya bawa, dengan percaya diri membuka kelas menganyam eceng gondok di Makassar Biennale 2017.
Sepanjang tahun 2017 ini, akhirnya kami ga travelling keluar provinsi. Rencana famtrip ke Malang ataupun Lombok akhirnya harus dicancel, mengingat kondisi yang tidak memungkinkan. Bahkan hadiah dari TIKET.Com yang saya menangkan dari lomba blog harus direlakan juga untuk diuangkan.
Alhamdulillah, di sela-sela itu masih bisa jalan-jalan di seputar Sulawesi Selatan. Bahkan mencoba untuk menjajal naik motor sambil membawa babyjo menempuh puluhan kilometer. Saya dan Anbhar sudah pernah menempuh jarak Makassar – Bone – Palopo – Makassar dengan naik motor tapi dengan membawa seorang balita adalah tantangan tersendiri. Next akan saya tuliskan dalam postingan tersendiri deh soal perjalanan ini.
Perjalanan pertama dari Bone ke Makassar, yang biasanya ditempuh Anbhar sekira 3 jam saat motoran sendiri, 4 jam saat berdua saya dan membengkak jadi 6 jam saat membawa babyjo. Kami harus memastikan dia nyaman, jadi ya jalannya memang lebih perlahan dan mampir istirahat 3 atau 4 kali.
Perjalanan berikutnya di Bulan Juli adalah ke Kahayya naik motor, seru dan mendebarkan hahahhaa. Di beberapa titik saya mesti turun dan berjalan kaki karena motornya ga sanggup menanjak. Sempat ada insiden juga, Babyjo nangis karena bibirnya berdarah terhamtam ke setang motor. Anbhar dengan sigap banting setir ke kanan saat motor tiba-tiba jalan mundur, dan berteriak, bunda turunki!, saya langsung lompat dari boncengan. Selebihnya perjalanan ke Kahayya berjalan lancar dan kami menikmati dinginnya udara di Puncak Donggia. Dari Kahayya, kami melipir sejenak ke pantai Panrang Luhu.
Baca juga : Liburan singkat ke Borong Rappoa
September 2017, kami memperpanjang rute naik motor. Dari Palopo berangkat ke Bone menghadiri nikahan seorang keponakan, menginap dua malam lalu lanjut ke Makassar. Alhamdulillah, si anak kecil anteng ga banyak mengeluh dan saat ditanya, dia bilang senang :’)
Kami juga sempat melipir sejenak ke Pulau Kayangan. Terakhir saya ke pulau ini di tahun 2010, menemani Unga yang ngidam pengen berenang di pulau hahahha. Banyak perubahan di sana, termasuk kontribusi, fasilitas dan segala macam. Sayangnya, tetap kotor dengan sampah di mana-mana dan toilet yang bau ga ada air.
Tapi lumayan sih, sempat tertidur di bean bag dielus sepoi angingmammiri-nya Makassar, jalan-jalan memungut kerang dan buah kering yang jatuh dari pohon cemara udang, main ayunan lalu foto-foto. Asik juga. Menjelang sunset barulah kita balik ke Makassar, diiringi ombak yang lumayan bikin kapal bergoyang.
Ammacaki, geng baca kesayangan juga banyak menyumbang sukacita di tahun ini. Saya selalu excited menantikan saat-saat kami bertemu di (hampir) setiap bulannya. Setelah vakum berbulan-bulan, arisan buku yang dilaksanakan pertama kali di tahun 2016 akhirnya membuat kami bersemangat untuk berkumpul. Ada-ada saja yang dilakukan setiap ngumpul, entah itu kelas craft, masak-masak, atau hanya sekadar nongkrong di kafe ramah anak dan berhosip tentang buku, penulis serta hal remeh temeh lainnya.
Baca juga : Jumpa-jumpa Ammacaki dan asal mula terbentuknya
Di bulan September, Bentang Pustaka menghubungi saya dan meminta kesediaan manteman Ammacaki menjadi agen rahasia dalam event “ Berbuku Karya Andrea”. Awww menyenangkan sekali. Ada 3 paket buku yang disembunyikan di area Benteng Rotterdam, siapapun yang pertama kali menemukan paket tersebut maka berhak memilikinya. Nah untuk menemukan paket tersebut, para peserta harus memecahkan clue yang sudah kami siapkan.
Ada yang sampe ngintip gorong-gorong, buka tong sampah, nanya ke petugas dan guide, lari sana sini supaya ga keduluan yang lainnya hihihi . Petunjukknya seperti ini, coba dibaca, bisakah kalian menebak?
Clue 1. Bersama putra We Cudai, menunggu dalam ruang hening di bawah Selat makassar
Clue 2. Secercah cahaya di mana Pemimpin Perang Jawa menutup usianya
Clue 3. Menanti bersama seorang Noni di sudut terjauh Rotterdam
Tahun 2017 ditutup dengan kopdar bersama Rara, yang sudah menjadi semacam agenda wajib setiap kali Rara pulang ke Makassar. Makan-makan sampai kenyang, lalu ngobrol ngalor ngidul sampai lupa waktu.
Tadinya saya merasa, terlalu banyak kesulitan yang saya alami di 2017. Tapi menuliskan ini menyadarkan saya untuk banyak-banyak bersyukur. Ternyata saya dikelilingi oleh keluarga dan teman-teman yang baik hati. Alhamdulillah.
2018 sudah berjalan selama 8 hari. Saya masih di Batusitanduk, pulang kampung di awal tahun karena kakak yang dirawat di rumah sakit. Tanggal 10 masih ada jadwal kontrol ke rumah sakit lagi, barulah balik ke Makassar.
2018 masih panjang. Masih ada resolusi-resolusi yang ingin saya wujudkan. Masih ada keputusan-keputusan yang harus diambil. Masih ada perjalanan-perjalanan yang harus ditempuh. Semoga sehat, semoga sabar, semoga kuat.
Hello 2018 🙂
Dari cerita ini saya bisa melihat hidup Ka Nanie sungguh diberkahi, tahun 2017 penuh dengan cerita yang dirajut bersama orang-orang terkasih dari keluarga hingga para sahabat. Semoga di tahun 2018 ini Ibu dan kaka ta selalu diberikan kesehatan dan disembuhkan dari sakitnya ya ka. Tulisan Ka Nanie selalu menginspirasi saya, so I’ll keep coming back.
Alhamdulillah. Tadinya saya merasa, banyak kesulitan yang saya alami di 2017. Tapi menuliskan ini menyadarkan saya untuk banyak-banyak bersyukur, ternyata saya dikelilingi keluarga dan sahabat yang baik hati.
Terima kasih komen manisnya teteh sayang, semoga setiap kali mampir selalu ada tulisan baru yang bisa dibaca hehehe
Eh ada fotoku jugaaa.. Hehehe.. 2018 semoga makin banyak keberkahan, kesuksesan, kebahagiaan. Sehat selalu Mamak Jo 🙂
Aamiin ya Allah, terima kasih Ndy. Kita juga, sehat selalu dengan keluarga :*
Serunya kegiatan ta’ semoga berkah aamiin, semoga keluarga sehat selaluu aamiin…kangen banget sama kampungku hihi..
Iye Alhamdulillah, kegiatan menyenangkan di sela rutinitas. Sini pulang kampung hehhehe sekalian kopdar dengan blogger Makassar
Alhamdulillah ya Kak, bisa melewati tahun 2017 dengan segala warnanya, suka dan dukanya. Semoga di tahun 2018 semuanya bisa lebih baik. Amiiinnn^^
Alhamdulillah, Rotun juga ya, sehat dan bahagia bersama keluarga
semoga sehat, semoga sabar, semoga kuat!
dan serius itu semasa SMAK nda ada mantan? wow..hebat juga #eh
Serius hahahhaha makanya mau reunian hayuk ajalah, nda bakalan ada yg baper x))
Time really flies, right? Mengumpulkan kenangan dan menyatukannya dalam satu tulisan menjadi satu keindahan tersendiri. Apalagi kalau baby Jo sudah gede, dia mungkin perlu tahu apa yang nanti tidak bisa diingatnya : Ciuman pertama diambil oleh setang motor ayah.
Semoga tahun 2018 lebih banyak kenangan yang akan terkenang.
Hahahha makkalakku baca deh x)) nda dong, ciuman pertama fiambil emaknyaaa :))))
Bangganya jadi babyjo di ajak jalan-jalan terus sama orang tuanya.. terus tempat jalan-jalannya keren lagi bukan di mall suka bangen dengan cara didiknya kak nanie ke anaknya. mungkin bisa saya praktekkan saat saya sudah punya anak kelak ya hehehhe #NikahAjaBelum 😀
Cara didik tergantung orang tuanya jg sih Aisyah 😀 Saya suka jalan2, pas ketemu jodoh yg hobinya sama, itumi yg diterapkan ke anak hehhee
Beda pasti kalau suamiku suka jalan2 dan saya suka ke mall :))
Semoga cepat ketemu jodoh taa
Ahhh semoga kita juga survive di tahun 2018 ini. Amin!
Luar biasa naik motor kak. Saya sudah dipastikan tidak bisa begitu. Ke Bili-bili naik motor saja tertidur ka membuat motor oleng. Hehehe…
Aamiin ya Allah
Saya sukaaa naik motor lebih segar kurasa, lebih capek juga hahahhaha xD
Dehhh, Kaakk sempat ma’ pesimis bagaimana mi ini 2017 ta’ kenapa na pembukaannya nyesek sekali 🙁
Alhamdulillah paragraf-paragraf selanjutnya masih bisa diketawai hahaha (tenang, babyjo bagian reuniannya ji bunda saya ketawai bukan ji bagian babyjo yang terantuk setir kodong nah).
Btw selamat tahun baru 2018, kak nanie. 2017 ta’ sangat produktif semoga tahun ini lebih produktif lagi, turut mendoakan yang terbaik buat keluarga kecil ta’, kak anbhar dan pastinya adikku babyjo 🙂
Tyarrrr, saya salah fokus sama username muuu hahhahaha salah fokus kedua sama kata “adikku babyjo” jadi saya mamakmu gituuuu
Btw terima kasih yaaa untuk doanya