Dear Makassar,
Saya baru berumur sebulan lebih ketika ayah dan bunda pertama kali membawaku ke sebuah toko buku. Sudah 20 tahun berlalu sejak hari istimewa itu. Saya tertidur pulas dalam dekapan hangat ayah, sementara ayah dan bunda sibuk memilih buku. Sejak masih bayi, ayah bunda memang selalu berusaha memperkenalkan buku kepada saya.
Menurut penelitian, memang sebaiknya ayah bunda mulai membacakan buku sejak anak masih dalam kandungan. Sayangnya di trimester akhir, bunda terkena candu game online yang merampas hampir semua waktunya 😀 Tapi sejak saya lahir, bunda berusaha keras memperbaiki diri meskipun saya tahu dia tetap belum bisa meninggalkan hobinya bermain game.
Beranjak balita, ayah bunda menghujani saya dengan buku-buku. Dimulai dari buku bantal lalu buku dengan kertas tebal dan gambar-gambar yang menarik hati. Tak lupa mereka membawaku ke toko buku untuk memilih buku bacaan favoritku sendiri. Oya, di masa itu saya juga sering ikutan kegiatan ayah bunda ketemuan dengan teman-teman klub membacanya, hadi di event MIWF, jualan buku di lapakan bukukujual, atau datang ke berbagai kafe baca yang ada di Makassar.
Di ulang tahunku yang pertama, ayah bunda menghadiahkan satu seri buku yang saya tahu harganya tidak murah untuk dompet mereka. Tapi mereka berkomitmen dengan menyisihkan receh demi receh setiap bulannya hingga akhirnya buku itu tiba di rumah beberapa hari sebelum hari ulang tahunku. Tak ada perayaan tiup lilin atau potong kue ulang tahun, tapi kami berbahagia karena ada sekardus buku yang siap untuk dibaca dan dijelajahi.
Dear Makassar,
Katanya buku adalah gudang ilmu, maka berbahagialah mereka yang memiliki akses ke gudang tersebut. Katanya lagi, buku adalah jendela dunia dan kunci untuk membukanya adalah dengan membaca. Membaca, sejalan dengan wahyu yang pertama kali turun kepada Rasulullah SAW : Iqra yang berarti bacalah.
Membaca tidak mengenal usia dan waktu, bahkan tempat. Saya terbiasa melihat bunda membaca sebelum tidur meskipun hanya selembar dua lembar, membaca saat menunggu (kalau ini banyakan baca di sosmed :D) bahkan ada orang yang mengisi waktunya saat di kamar mandi dengan membaca sambil menunggu *plung*.
Di Jepang, negara maju nan modern itu, ada tradisi bernama 20 Minutes Reading of Mother and Child, yang menganjurkan seorang ibu untuk membacakan anaknya sebuah buku yang dipinjam dari perpustakaan umum atau sekolah selama 20 menit sebelum anaknya pergi tidur. Tradisi ini adalah salah satu contoh dari upaya Jepang dalam meningkatkan budaya baca warganya yang dimulai sejak mereka masih kecil.
Dear Makassar kotaku tercinta,
Bulan ini adalah ulang tahunmu yang ke 427. Semua sudut kota tampak semarak dan bersiap menyambut hari jadimu. Lalu apa hubungannya dengan nostalgia masa kecil yang (hampir) selalu bersentuhan dengan buku? Ini karena saya ingin berterima kasih. Hobi baca yang dipupuk ayah bunda sejak kecil difasilitasi olehmu dengan mencanangkan diri sebagai Kota Literasi bertahun-tahun yang lalu.
Perpustakaan, kafe baca, lapak baca pinggir jalan dan taman baca tersebar di berbagai sudut kota. Seisi kota hidup dan berkembang bersama buku, alangkah menyenangkannya. RT, RW, kelurahan, kecamatan, taman-taman kota, ruang publik, puskesmas dan layanan kesehatan lainnya, rumah susun dan apartemen, terminal, stasiun dan bandara serta sekolah-sekolah, semua memiliki perpustakaan dan ruang bacanya sendiri-sendiri yang bisa diakses secara gratis. Inipun masih ditambah dengan layanan mobil perpustakaan keliling. Belum lagi dengan hadirnya beragam event literasi, sungguh, kau adalah kota yang amat menyenangkan.
Saya ingin menuliskan satu quote yang sangat berkesan bagi saya dari Dr.Roger Ferr :
“Membaca adalah jantungnya pendidikan. Tanpa membaca pendidikan akan mati.”
Terima kasih Makassar. Terima kasih telah menjadi kota yang ramah untuk para generasi muda. Terima kasih telah memfasilitasi kami semua. Terima kasih telah menjadi Kota Literasi. Meskipun memang agak lebih lama dibandingkan kota Surabaya yang telah mendeklarasikan diri sebagai kota Literasi sejak tahun 2014. Tapi tak apa, tak ada kata terlambat untuk sebuah perubahan menuju kebaikan bukan?
Selamat Ulang Tahun Kota Makassar-ku Tercinta!
Di sebuah taman baca, 15 November 2034
A. Muh. Ridwan Khalfani
(Ayah & Bunda’s BabyJo)
Kereeen!! Langsung ta’banting tulisanku..hahaha
aduh tersanjungku alfu, barusannya ada yg bilangi tulisanku keren :))
Kak itu babyjo seperti kedengaran bukan membaca tapi mengaji dengan cara ma’lagu hehehe
iyyaaa unna, setiap yg liat ini video selalu bilang ka bukan membaca ini, mengaji ki :))
Ada beberapa video berurutan ini, saya tanya ki lagi bikin apa, dia bilang baca buku 😀
Baby JOOoo tawwa liat buku akting membacami
Duozam liat buku nalemparki nda maui kalau mda bergerak kii gambarnyaaa hikss hikss.. salahku mmg nda membaca buku wkt hamil , , membaca di hape ja x_x
Iyyaaaa qiah, dia suka ji juga nonton video atau yutub tapi mungkin terbiasa liatka baca buku 😀
Lucunya baby jo membaca :3
Baru tau nama belakangnya BabyJo. Tjakeeeeep (y)
#eh
#salahfokus
Makassar memang indah. Sudah lebih setahun ini saya berkuliah di kota yang penuh warna ini dan banyak hal baru yang saya temui,
keren vidionya min, terimakasih min atas pembelajaranya. salam kenal,, ikut bangga juga atas makasar