Sulam pita adalah sulaman yang menggunakan pita berbagai ukuran dan bahan untuk membuat motif-motif bunga. Pita memberi efek tiga dimensi karena ukuran pita lebih besar dari benang. Hasil sulaman pita juga lebih dekoratif karena bahan pita yang lebih beragam. (wikipedia)
Belakangan ini saya sangat tertarik dengan segala macam handmade craft. Sulam pita, merajut, recycle dan lain-lain. Sayang sekali, waktu yang sangat miliki masih sangat terbatas untuk mencoba dan membuat craft tersebut. Akhirnya, untuk sementara, kumpulkan ilmu dan bukunya dulu 😀
Sabtu, 14 Juli 2012, saya dan teman-teman Komunitas Perajut Makassar QuiQui’ diundang ke rumah kak Uun di Bukit Teknologi – Antang, untuk belajar sulam pita. Sungguh excited. Tadinya saya mengira, bukit teknologi itu salah satu nama jalan yang ada di Perumahan Bukit Baruga atau di PerDos Unhas – Antang. Ternyata saya salah, Bukit Teknologi adalah nama salah satu perumahan dari sekian banyak perumahan di Antang.
Setiba di rumah Kak Uun, saya terkagum-kagum. Rumahnya teduh, rindang dan menyenangkan. Pengaturan furniture yang minimalis membuat ruangan terkesan luas dan bersih.
Kami belajar sulam pita menggunakan bahan-bahan yang sudah disediakan oleh Kak Uun. Pita dan benang warna-warni, jarum dan kain kasa(?) yang sudah digambari bunga-bungaan. Jarum dan benang yang kami gunakan keren sekali, asli dari Negeri Matahari Terbit 😀 Kak Uun sekeluarga memang pernah tinggal beberapa tahun di Jepang, ketika suaminya sedang belajar di sana. Di Jepang, kafe-kafe biasanya penuh oleh oma-oma dan ibu-ibu yang sedang menyulam dan merajut.
Tusuk jelujur untuk membuat batang, kemudian menyulam pita untuk daun dan bunga. Selain itu, kita juga diajarkan cara gampang memasukkan benang ke lubang jarum dan bagaimana membuat simpul sebelum menjahit. Ternyata ada teknik dan seninya 😀 Kurang lebih 2 jam masing-masing berusaha menyelesaikan sulamannya, sebelum akhirnya tiba sesi makan siang. Sushi.. slurppp :))
Makan siang dengan maki sushi, miso soup, chicken teriyaki dan okonomiyaki, pake sumpit dan piring-piring keramik asli dari Jepang. Keren sekaliii 😀 meskipun pada akhirnya saya harus menyerah menggunakan sumpit dan beralih ke sendok hahahha. Trus abis itu, keluar deh puding coklat dan brownies Amanda. Kenyang!
Sekitar pukul 3 sore, kami menyelesaikan sulaman sambil ngobrol-ngobrol kemudian bersiap-siap pulang. Kalo saya dan Vby sih, balik ke kantor 😀 Makasih ya Kak Uun, untuk makan siang dan ilmunya. Insya Allah bermanfaat 🙂
ciee..kakak Nanie makin eksis merajut..
ditunggu merajut masa depannya yaaa..
😀
Daeng Ipul: *tappek* :))
jadi bagaimana tantangannya rara? kumi 😀
wuiiih, keren2nya hasilnya kak
mauka jg belajar crafting2 kak, tapi bakat nd ada. biasanya dpt info dmana?
Mau sushinya T-T