Beruntunglah setiap orang yang bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan hobinya. Mengerjakan sesuatu yang menyenangkan dan menghasilkan uang.
Tapi sayangnya, tidak semua orang seberuntung itu. Berapa banyak orang yang pada akhirnya harus mengorbankan passion pada suatu bidang dan bekerja pada bidang lain karena tuntutan hidup?
Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu keenam – Dua Sisi.
Pada awalnya saya sangat tertarik dengan ilmu kimia. Melakukan percobaan di laboratorium, menyaksikan perubahan-perubahan warna dan zat, menganalisis sample atau bahan.
Saya menyimpannya di dada sejak pertama kali mengenal ilmu kimia di tahun 1996. Ya, saya baru belajar kimia di SMAK, ketika SMP belum ada pelajaran kimia di sekolahku.
Saya belajar 4 tahun di Sekolah Analis Kimia, 2 tahun bekerja di laboratorium food and ingredients company di Jakarta, dan menghabiskan bertahun-tahun di Jurusan Kimia Unhas hingga ambang DO. Saking cintanya sama Kimia! ErrrโฆโฆNgga deng, boong :p
Pertengahan kuliah saya mengenal dunia lain yang sama sekali baru. Mengikuti dinamisnya dunia internet melalui MIRC, Friendster, Blog, Facebook dan Twitter. Dan saya terpesona :”)
Ketika datang tawaran untuk bergabung dengan AstaMedia Group, sebuah perusahaan Internet Marketing berbasis di Makassar, dengan serta merta saya menyambar peluang itu. Saya bahkan belum selesai kuliah saat itu.
Saya belajar dari dasar, bagaimana mengelola blog. Saya mengedit, posting, mengganti theme, memasang plugins dan widget, belajar bersama staff dan freelance ABN. Mengawal Astamedia Blog Network (ABN) mulai dari hanya beberapa blog hingga mencapai jumlah 800-an blog.
Beberapa teman pernah berkata, alangkah sayangnya ilmu kimia yang bertahun-tahun kau pelajari. Kau bahkan bisa dengan cepat terangkat menjadi PNS. Saya hanya tersenyum. Saya sudah melewati fase itu. Fase di mana saya harus โberdebatโ panjang dengan mamak saya soal pekerjaan dan PNS. Mamak pada akhirnya pasrah dan membiarkan saya memilih jalanku sendiri.
Saya suka dunia blog, dinamika komunitasnya dan perkembangannya. Dan saya beruntung bisa bekerja di bidang yang sejalan.
Bonus yang saya dapatkan adalah saya tidak terikat waktu dan ruang. Saya bisa bekerja dari kantor, dari kafe, dari warkop atau bahkan di tepi pantai selama ada koneksi internet. Saya bisa datang jam 11 siang atau nongkrong di kantor hingga jam 12 malam hanya untuk online. Dan saya menikmatinya. Meskipun tentu saja tetap ada target-target tertentu yang harus dipenuhi dan dicapai.
Saya pernah menulis kalau saya suka traveling. Jika saya merasa semakin suntuk menghadapi hari-hari dan seakan rutinitas hanya itu-itu saja. Bangun, bekerja, pulang, nonton/baca buku, tidur, dan besoknya akan berulang dengan ritme yang sama, maka tiba saatnya berlibur!
Beberapa teman lain pernah berkata, Saya iri padamu Nanie, betapa menikmati hidup, kau pergi ke mana yang kau mau. Saya kembali tersenyum. Seperti biasa, orang-orang hanya melihat apa yang ingin mereka lihat.
Ya, saya memang liburan sambil bekerja atau bekerja sambil liburan. Terserah, yang mana saja. Kedengeran menyenangkan dan kelihatan menyenangkan. Tapi yang pernah berlibur dengan saya pasti tahu rasanya ๐ Sambil bercanda saya selalu bilang, saya membawa kantorku ke mana-mana *sambil tenteng laptop* :))
Mari kita cek satu per satu.
Di Kediri, 3 bulan di Kampung Inggris Pare. Ngecamp, bertemu banyak orang baru, mencoba suasana baru, mencicipi kuliner lokal dan jalan-jalan di akhir pekan. Nampaknya menyenangkan. Tapi siapa yang tahu di balik itu.
Jam 10 malam, ketika camp sudah dikunci dan teman-teman bersiap tidur karena harus bangun jam 4 subuh sholat berjamaah dan morning class, saya bekerja. Membaca dan mengirim email,, mengecek blog ABN, kerjaan staff & freelance , posting artikel dan review, dan lain sebagainya.
Traveling ke Jogja, bertiga Vby dan Novi. Karena ingin mencoba pengalaman baru (baca: lagi kere) kami memutuskan naik kereta ekonomi Kediri โ Jogjakarta. Dan ternyata menyenangkan. Ngobrol seru, membeli cemilan, ngemil, baca buku, menikmati pemandangan.
Tiba-tiba ada sms dari bapak Bos soalnya kerjaan yang urgent, dan saya panik ๐ untung bawa laptop. Jadilah di kereta api saya berusaha menyelesaikan pekerjaan yang diminta bermodalkan modem yang koneksinya kadang iya kadang nggak โ” Pekerjaan selesai tapi gak bisa dikirim via email. Akhirnya, setiba di stasiun Lempuyangan Jogja, yang saya cari pertama kali adalah warnet ๐
Ke Balikpapan, ke Solo, Jogja, Bali, dan lain-lain. Saya selalu berusaha membagi waktu antara jalan-jalan dan bekerja. Kadang saya jalan seharian bersama teman dan malamnya kami nongkrong di kafe berwifi. Mereka online dan ngobrol-ngobrol, saya bekerja.
Kadang saya biarkan mereka jalan-jalan, saya tinggal di hotel menyelesaikan pekerjaan dan menyusul 3-4 jam kemudian, seperti di Solo dan Jogja kemarin.
Jika kamu bilang, apa enaknya liburan sambil bekerja? Liburan ya liburan, bekerja ya bekerja. Hey, setiap pilihan akan ada konsekuensi yang harus kau tanggung.
Saya bekerja di bidang yang memang saya sukai, saya tidak harus ada di kantor jam 8 pagi, dan saya bisa berlibur beberapa kali dalam setahun tanpa harus menunggu waktu cuti tapi tetap ada kewajiban dan tanggungjawab yang menyertai. Saya menikmati hidup dengan cara yang saya pilih sendiri.
Berlibur sambil bekerja atau mengambil cuti dan meninggalkan pekerjaanmu di meja kantor, you choose ๐
Mantap……! saya suka sekali artikel ini, karena sejalan dengan apa yg saya alami.
32 tahun mengabdi sebagai seorang pegawai BUMN dengan jabatan terahir Spv Logistik dan Pejabat Pengadaan yang sya emban selama kurang lebih 3 tahun, banyak suka duka yg saya alami di tempat ini, namun karena panggilan jiwa traveling dan ingin bebas, aku memutuskan mengambil pensiun dini, walau saya masih harus mengabdi 6 tahun lagi, banyak orang yang menyayangkan saya mengundurkan diri, namun hati sudah bualt untuk bebas dari segala beban pekerjaan dan rutinitas yg kadan-kadang bikin stres, bahkan yg lebih payah lagi, ada yg berkomentar : wahhh……syang sekali TEMPAT BASAH kok ditinggalkan? meminjam istilah mereka untuk jabatan saya, tapi intinya bukan itu, banyak orang idsekitar saya yg belum bisa menerima dengan konsep yg saya jalankan, mereka ternyata masih suka dilayani, dan maaf…kebanyakan dari mereka msh bermental minta-minta dan menyalahgunakan wewenang, saya bukan Malaikat atau Nabi……..atau istilah kerennya NOBODY IS PERFECT…….tapi sy tdk setuju dgn jalan pikiran mereka, dan itulah salah satu yg membuat Indonesia terpuruk dan tidak maju-maju seperti negara tetangga kita yg sangat jauh lebih maju di segala bidang…..masih banyak yg saya mau tulis, tp waktu yg membatasi, smg next time bis alebih banyak…..sebelum saya tutup ingin saya sampaikan, bahwa…Walupun pekerjaan itu berat, tapi kiat menyukai dan menikmatinya, semuanya akan menjadi mudah……saat ini sy bekerja sebagai Guide and Tour organizer……yg bertolak belakang dgn background saya di kelistrikan…….but Ver enjoyable…!! Thanks.
Wuihh mantap komennyaaa ๐ Iya om, terkadang banyak yg tidak mengerti jika “jalan” yang dipilih berbeda dengan “jalan” yang dilalui orang kebanyakan ๐
Hidup memang pilihan, walau kadang kita harus memilih diatara 2 pilihan yang kedua tak mengenakkan.
Dan pekerjaan yang paling menyenangkan adalah pekerjaan yang kau sukai.
Walau mungkin saya bukan termasuk orang yang beruntung mengeluti pekerjaan yang saya sangat saya sukai, toh bagi saya tak buruk-buruk banget. Cukup menjalaninya dengan hati senang dan ikhlas, semua akan lebih mudah.
Nice post, semua ada suka dukanya, apapun pilihan kita.
Salam kenal Ka’ Nanie ๐
iyya, itu poin pentingnya, menjalani dengan hati senang dan ikhlas. Salam kenal juga ๐
Betul ya, mba… nikmatilah hidup sesuai dengan pilihan kita
*toss* dan setiap pilihan akan ada konsekuensi yang mengikuti ๐
Kapan ada lowongan di astamedia kaka?
*nganga*
jadi ceritanya mau turun gunung nih? *ditappek koper*
Mantabbb Sekali mbak nanie mandor saya di teruskan.com
saya sangat suka sekali ulasan mbak nani.
Salam sukses aja deh