~ Postingan ini diikutkan pada event tantangan blogbucket #SewinduAM dalam rangka ulang tahun ke 8 Komunitas Blogger Makassar Angingmammiri sekaligus menjawab tantangan dari daeng @manjilala dengan tema Aktivitas Keseharian ~
Akhirnya bisa posting lagi setelah sekian lama membiarkan blog ini penuh sarang laba-laba. Terakhir posting saat status saya masih single, dan sekarang sudah menjadi triple :)) Banyak ide terlintas di kepala, termasuk tulisan tentang traveling tapi tak pernah sempat ditulis.
Kesibukan selalu dikambinghitamkan sebagai alasan tidak update blog, padahal jika memang niat pasti bisa menyisihkan waktu sejam dua jam. Hingga saya akhirnya memutuskan untuk ikut blogbucket #sewinduam, dan ditantang menuliskan tentang aktivitas keseharian.
Berbicara tentang aktivitas sehari-hari pada umumnya sama untuk semua orang. Rutinitas keseharian mencakup bangun pagi, ke kantor/sekolah/kampus, nongkrong bentar atau langsung pulang dan tidur di malam hari.
Tadinya saya pun seperti itu. Bangun pagi menjelang siang, ke kantor, lalu nongkrong di kafe atau warkop bersama teman-teman AM, dan pulang ke kost menjelang tengah malam. Setiap hari seperti itu. Tapi semua berubah ketika negara api menyerang #halah
Satu keputusan penting mengubah jalan hidup ke depannya, menikah! Bagi saya, menikah berarti siap untuk berkomitmen, lebih bertanggungjawab, mengurangi ego diri dan lebih banyak meluangkan waktu untuk keluarga.
Saya beruntung berjodoh dengannya yang se-alam. Kami sama-sama suka jalan-jalan, suka makan, suka begadang dan suka mencoba sesuatu yang baru. Tinggal hanya berdua, jauh dari orang tua dan keluarga lainnya menyebabkan kami hidup suka-suka. Setidaknya tidak ada yang protes saat saya tidur larut malam dan bangun saat matahari sudah tinggi. Tidak ada yang protes kalau saya gak sempat masak, atau cucian numpuk dan pada akhirnya anbhar yang nyuci.
Aktivitas setelah menikah tak banyak yg berubah hingga akhirnya si kecil hadir menemani kami. Hampir semua waktu tercurah untuk bayi mungil ini. Memandikan, menyusui, menemani bermain, menggantikan popok dan menggendong.
Setelah cuti habis, saya kembali bekerja. Alhamdulilah pihak kantor mengijinkan saya bekerja dari rumah. Akhirnya ritme kegiatan sehari-hari menyesuaikan dengan aktivitas si baby termasuk jam kerja saya yang menyesuaikan dengan jam tidurnya. Tidak ada pengasuh ataupun asisten rumah tangga, semua kami urus sendiri.
Imbasnya, kami yang tadinya aktif di beberapa komunitas akhirnya pelan-pelan menarik diri, tidak lagi sebagai anggota aktif. Bahkan di komunitas yang mendekatkan kami, tak bisa lagi seaktif dulu mengikuti setiap event, kopdar ataupun meeting.
Memiliki bayi berarti siap-siap kaki “terikat” gak bisa traveling untuk sementara waktu. Tidak apa-apa, tidak ada yang bisa menggantikan quantity dan quality time bersama si baby. Lagipula, bersama bayi adalah sebuah petualangan dan tantangan tersendiri bukan?
Hingga saat ini saya masih menikmati setiap aktivitas sehari-hari yang terpusat pada si baby. Saya bahkan masih bisa menjalankan hobi merajut dan mulai belajar membuat kue. Sungguh menyenangkan.
Beragam rencana tersusun di kepala termasuk traveling pertama sebagai keluarga kecil. Nanti 🙂
***
Untuk selanjutnya, saya menantang Anbhar untuk menulis tentang pasar tradisional. Hayooo bersihkan sarang laba-laba di blog :)))
4 thoughts on “Babyjo, dunia kecil kami :”)”