Lebaran selalu menyisakan banyak cerita penuh kesan, mulai dari cerita mudik yang penuh drama, ragam makanan khas Lebaran yang menyebabkan badan ikut lebar-an, ziarah kubur hingga silaturahmi dengan kerabat dan sahabat yang sudah lama tak jumpa.
Lebaran tahun ini, Alhamdulillah saya dan keluarga kecil diberi kesempatan dan kesehatan untuk mudik Lebaran ke rumah mamak di Batusitanduk, Kab. Luwu. Mudik sudah menjadi tradisi sejak saya meninggalkan kampung halaman di tahun 1996 untuk melanjutkan SMA di Makassar. Sejak menikah tahun 2013, tradisi ini sedikit berubah karena tujuan mudik pun bertambah, yaitu Bone di mana keluarga besar Anbhar berdomisili. Nah tahun 2016 ini, giliran mudik ke rumah mamak di Palopo sana.
Saat mudik Lebaran, tentu ada hal atau kegiatan yang sudah direncanakan jauh-jauh hari. Nanti saat mudik lebaran saya mau jalan-jalan ke rumah tante anu deh, soalnya kue-kue lebarannya enak. Atau … nanti saya mau minta mamak bikinkan lawa’ ayam dan kapurung deh, sudah lamaa rasanya nda makan. Atau …. nanti mau jalan-jalan ke sono deh, banyak kenangan indah masa remaja di situ #eh. Dan rencana-rencana lainnya.
Di antara rencana atau agenda saat mudik lebaran ini, ternyata ada 5 agenda yang umumnya dilakukan oleh para pemudik agar lebarannya jadi ceria dan penuh makna, termasuk saya dan kamu, ya kan, ya kan? Coba dicek deh 😀
Sholat Ied
Ya iyyalah, namanya juga mudik lebaran ya pastinya ikutan sholat Ied dong, bahkan para wanita yang sedang menstruasi pun disunnahkan untuk tetap datang dan mendengarkan ceramah. Di kampung saya, Batusitanduk, sholat Ied biasanya digelar di lapangan yang sudah diberi penanda berupa umbul-umbul dan tali yang ditarik mengelilingi area salah satu sudut lapangan. Bayangkan deh sholat di bawah terpaan matahari pagi yang cerah, beratapkan langit biru dan dibuai angin sepoi-sepoi, syahduuuu.
Tapi jangan ditanya kalau sehari sebelumnya hujan turun, lapangan jadi becek cyinn. Apalagi kalo hujannya gak berenti sampe pagi jadinya sholat Ied akan dipindah ke area Masjid yang sebenarnya gak cukup untuk menampung kita semua. Akhirnya yang gak kebagian tempat ya harus rela menggelar tikar di luar masjid sambil memegang payung agar baju barunya gak basah hehehehe.
Ragam Makanan Khas Lebaran
Nah ini dia nih penyebab badan ikut lebar-an setelah Lebaran berakhir. Siapa yang bisa menolak pesona burasa’, tumbu’, opor ayam, ayam goreng asam manis, coto, sup ayam dan kawan-kawannya itu? Belum lagi deretan kue lebaran, barongko dan tape yang menunggu giliran? *elus-elus perut*. Setelah makan di rumah eh rumah keluarga menunggu untuk dikunjungi, makan lagi deh XD
Tapi ya ini kembali ke pribadi masing-masing yaaa, setelah berpuasa sebulan penuh menahan lapar dan dahaga, masa kebablasan di hari Lebaran gak mampu mengontrol nafsu makan yang mendadak menggila? Makanlah sebelum lapar dan berhentilah sebelum kenyang, ingat asam urat dan kolesterol yang senantiasa mengintip menunggu kita lengah XD
Ziarah Kubur
Ziarah ke makam orang tua atau sanak saudara sepulang sholat Ied sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Indonesia, pun demikian di kampung saya. Setelah menikmati makanan khas Lebaran, mengirimkan hidangan lebaran ke rumah tetangga dan cuci piring :)) akhirnya kami sekeluarga pun ziarah ke makam Opu (bapak) di daerah Makawa, sekitar 2 kilo-an dari rumah mamak.
Oya, tentang mengirimkan hidangan lebaran ke rumah tetangga yang saya sebutkan di atas, sudah menjadi kebiasaan sejak lama. Saat Natal dan Tahun Baru tiba, di rumah akan ada banyak makanan yang diantarkan oleh para tetangga yang umumnya beragama kristen. Saya pernah menuliskan kisah ini.
Baca juga : Tetangga Adalah Keluarga Terdekat.
Selain ziarah ke makam Opu, setiap kali lebaran keluarga kami juga akan ziarah ke makam kakek nenek, kakak saya dan om tante yang lokasinya jauh dari rumah karena terletak di Cakkeawo, sekitar 2 jam dari Batusitanduk. Sehabis ziarah kubur keluarga, kami mampir di rumah saudara mamak, makan lagi deh :))
Jalan-Jalan
Sudah jamak lah yaaa tempat wisata selalu penuh sehari sesudah lebaran. Kami memilih jalan-jalan dan piknik ke pantai Labombo 5 hari setelah lebaran karena itu ya itu, menghindari empet-empetan di lokasi wisata yang dituju.
Berangkat jam 8 pagi di hari Senin saat sebagian besar orang sudah ngantor kembali dan tetap saja kami gak sendirian *lol* ada 3 atau 4 keluarga yang juga sedang menikmati suasana pagi di Pantai Labombo. Pantai ini menyenangkan untuk anak-anak karena pantainya yang landai, ombaknya tidak besar, tidak dalam dan bisa main pasir.
Kami juga sempat mampir ke Pelabuhan Tanjung Ringgit di Palopo, mengajak anak-anak mengamati aktivitas di pelabuhan juga melihat bagang dan kapal barang yang sedang bersandar saat itu. Ini bisa jadi hiburan yang murah dan menyenangkan untuk anak-anak.
Di sekitar Batusitanduk ada destinasi wisata yang lagi ramai dikunjungi, namanya sungai Batu Papan, sayangnya kita gak sempat ke sana mungkin next mudik. Akhirnya diganti dengan jalan-jalan sore di sekitar rumah saja, ke Bendungan Lamasi.
Silaturahim dengan Kerabat dan Sahabat
Salah satu cerita penuh kesan dari lebaran kali ini adalah saat berjumpa kembali dengan teman-teman dari jaman saya SMP dulu. Tak terasa sudah 20 tahun berlalu, kami lulus di tahun 1996 dan berjumpa kembali di tahun 2016. Silaturahim ini menyambung kembali hubungan persahabatan yang sempat terputus bertahun-tahun lalu.
Banyak cerita masa lalu yang diobrolkan, mulai dari cinta-cinta monyet hingga siapa guru favorit kami saat itu. Saya bahkan sudah lupa kalau SMP dulu pernah bikin geng yang namanya Vanda Kids hahahhaha.
Badan ikut lebar-an xixixixi
good luck ya lombanya
Soal badan yang lebaran, ini pengalaman pribadi hiks. Iyee makasih sudah mampir 😀
kadang ga cuma kumpul keluarga bisa juga terjadi reuni dadakn. mumpung pulang biasanya langsung janjian ama temen2 juga
Iyya bener banget, mumpung pulang sekalian reunian deh 😀 btw salam kenal mbak, terima kasih sudah mampir 🙂
Sekampung sama suamiku donk ya.. 🙂
Luwu juga suami ta kak Ery?
Aiih Idwaan, banyaknya mi tawwa cerita jalan2nya. kalo lebaran, pasti mi jalan2, jauh dari Makassar 🙂
iyyeee dua tawwa kampung untuk mudik, belumpi lagi ditambah kampung tempat om atau tantenya berdomisili 😀